SPMB 2025: Sistem Error, Orang Tua Panik

Meski Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah menetapkan bahwa seluruh proses SPMB dilakukan secara daring melalui laman resmi http://disdik.jabarprov.go.id atau melalui Aplikasi Sapa Warga, kenyataannya tidak sedikit orang tua yang memilih datang langsung ke sekolah untuk mencari informasi lebih jelas.
Meski Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah menetapkan bahwa seluruh proses SPMB dilakukan secara daring melalui laman resmi http://disdik.jabarprov.go.id atau melalui Aplikasi Sapa Warga, kenyataannya tidak sedikit orang tua yang memilih datang langsung ke sekolah untuk mencari informasi lebih jelas.
0 Komentar

JABAR EKSPRES –  Sistem Pendaftaran Murid Baru (SPMB) untuk tingkat SMA/SMK di Jawa Barat resmi dibuka sejak Selasa, 10 Juni 2025 lalu.

Namun, dalam pelaksanaan hari pertama di Kabupaten Bandung Barat (KBB), sejumlah orang tua siswa kebingungan dan mengeluhkan adanya kendala teknis dalam sistem pendaftaran online.

Meski Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah menetapkan bahwa seluruh proses SPMB dilakukan secara daring melalui laman resmi http://disdik.jabarprov.go.id atau melalui Aplikasi Sapa Warga, kenyataannya tidak sedikit orang tua yang memilih datang langsung ke sekolah untuk mencari informasi lebih jelas.

Baca Juga:Klaim Jumlah Lansia Terlantar Berkurang, Pemkot Bandung Tawarkan Skema Tanpa APBDBuruan Sae dan Kang Pisman Kembali Diuji: Mampukah Bandung Kurangi Sampah?

“Bingung, jadi saya memilih datang langsung ke sekolah untuk bertanya-tanya tata cara pendaftaran siswa baru,” ujar Tati (39), warga Lembang, Bandung Barat saat dimintai keterangan, Kamis (12/6/2025).

Tati menyebut anaknya ingin masuk ke SMAN 1 Lembang karena biaya pendidikan di sekolah swasta dinilai terlalu mahal. Ia pun berencana mendaftar melalui jalur domisili karena jarak rumahnya yang tidak terlalu jauh dari sekolah tujuan.

“Memilih sekolah negeri karena biaya nggak terlalu mahal. Kalau swasta mahal,” imbuhnya.

Pendaftaran SPMB 2025 tahap pertama sendiri berlangsung dari 10 hingga 16 Juni 2025, dengan tiga jalur seleksi, yakni domisili atau kuota 35 persen, afirmasi 30 persen, dan mutasi 5 persen.

Sementara itu, Cecep (46), warga Desa Lembang, mengaku terpaksa mendatangi sekolah setelah berkali-kali gagal mengunggah dokumen secara online karena lambatnya akses situs SPMB.

“Agak lama ketika upload berkas, jaringan internet padahal normal. Apa mungkin karena banyaknya yang mendaftar sehingga server jadi lemot,” keluhnya.

Cecep juga menyebut bahwa keluhan serupa banyak ditemukan di media sosial milik Dinas Pendidikan Jawa Barat.

Baca Juga:Toko Miras Disisir, Ribuan Botol Ilegal Diamankan Polrestabes Bandung!BNN Cimahi Sediakan Layanan Program Rehabilitasi Gratis

“Yang lain juga keluhannya sama, gagal upload dokumen. Makanya coba daftar langsung, sekalian tanya-tanya panitia,” tuturnya.

Ia mempertanyakan kesiapan sistem SPMB yang dinilai tidak mengalami perbaikan signifikan dari tahun-tahun sebelumnya.

“Harusnya kan ada perbaikan karena tahun lalu juga sama. Sekarang malah masih banyak yang error di hari pertama,” tandasnya. (Wit)

0 Komentar