UMKM Alas Kaki di Kota Bandung Tersenggol Kebijakan Ekspor-Impor Amerika

JABAR EKSPRES – Sejumlah pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di sektor alas kaki terpukul akibat kebijakan ekspor-impor Amerika Serikat dan naiknya nilai tukar dolar.

Pendiri Tegep Boots, Etnawati Melani, menilai kebijakan tersebut berdampak langsung terhadap ketersediaan dan harga bahan baku yang mayoritas masih berasal dari luar negeri.

“Kami banyak menggunakan bahan impor. Ketika dolar naik, biaya produksi ikut naik drastis,” ujarnya kepada Jabar Ekspres di Bandung, beberapa waktu lalu.

Menurut Etnawati, sejumlah barang impor kini juga sulit masuk karena pembatasan tertentu. Bagi UMKM seperti Tegep Boots, kondisi ini membuat produksi melambat.

BACA JUGA:Tegep Boots, Produk Sepatu Kulit Dari Selatan Kota yang Tembus Mancanegara

“Kalau industri besar mungkin bisa bertahan, tapi UMKM banyak yang terkena dampak,” katanya.

Tegep Boots masih bertahan berkat jaringan komunitas, pengadaan barang dengan BUMN, dan model subsidi silang. Namun, ia mengingatkan, tidak semua UMKM punya akses serupa. Ia menilai persaingan dengan barang impor yang lebih murah dan berkualitas menjadi tantangan berat.

“Dulu ada kebijakan TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) yang cukup membantu, tapi sekarang longgar. Barang impor terlalu mudah masuk. Produk lokal jadi kalah saing,” kata dia.

Etnawati berharap pemerintah lebih berpihak kepada pelaku usaha lokal dengan membangun ekosistem industri yang terintegrasi dari hulu ke hilir.

“Kalau industri material didukung, UMKM bisa hidup. Kalau tidak, semua hanya bisa bertahan,” harapnya.

Dia menambahkan, harapan untuk ekspor tetap ada. Saat ini, Tegep Boots sedang menyiapkan sampel sepatu kulit untuk pasar Rusia dan Australia. “Tapi untuk bisa ke sana, UMKM perlu sokongan nyata,” pungkasnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan