JABAR EKSPRES – Koin 100 rupiah Karapan Sapi kini menjadi salah satu benda koleksi paling dicari oleh para penggemar numismatik. Koin logam yang dulunya bernilai hanya seratus rupiah kini mengalami lonjakan harga yang luar biasa. Bahkan, di sejumlah platform jual beli online, koin ini ditawarkan dengan harga mencapai jutaan rupiah per keping. Fenomena ini menarik perhatian banyak orang, termasuk masyarakat umum yang mulai menggali kembali koleksi lama mereka demi menemukan “harta karun” tersembunyi berupa koin kuno ini.
Koin 100 rupiah Karapan Sapi pertama kali diperkenalkan oleh Bank Indonesia pada tahun 1991. Koin ini diproduksi hingga tahun 1998 dan memiliki desain yang sangat khas, yakni menampilkan gambar tradisi Karapan Sapi dari Madura. Karapan Sapi sendiri adalah perlombaan balap sapi yang telah menjadi warisan budaya Indonesia dan sangat dikenal oleh masyarakat Madura.
Desain koin ini memperlihatkan dua ekor sapi yang sedang berlomba, lengkap dengan joki yang berdiri di atas papan kayu sebagai pengendali. Visual ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para kolektor, terutama mereka yang tertarik dengan nilai budaya dan sejarah yang tersimpan di balik sebuah uang logam.
Koin 100 rupiah ini dicetak dengan bahan aluminium-bronze, sehingga memiliki warna keemasan yang menarik. Koin berbentuk bulat ini memiliki diameter 22 mm dan berat sekitar 4,15 gram. Sisi tepinya bergerigi, dengan tulisan “BANK INDONESIA” dan tahun cetak pada bagian depan, serta gambar Karapan Sapi dan angka nominal Rp100 di bagian belakang.
BACA JUGA: Auto Sultan, Koin Kuno Rp500 Bunga Melati Bernilai Jutaan, Catat Tempat Jualnya!
BACA JUGA: Catat Lokasi Jualnya! Harga 1 Koin Kuno Rp100 Karapan Sapi Bisa Ratusan Ribu Rupiah
Bahan aluminium-bronze yang digunakan memang bukan logam mulia, namun cukup awet dan tidak mudah berkarat, membuat koin ini tetap terlihat baik meskipun sudah berusia lebih dari dua dekade.
Mengapa Harganya Bisa Sangat Mahal?
Salah satu alasan utama mengapa koin 100 rupiah Karapan Sapi bisa memiliki harga jual yang tinggi adalah faktor kelangkaan. Sejak tidak lagi diproduksi pada akhir 1990-an, koin ini menjadi semakin sulit ditemukan, terutama dalam kondisi yang masih bagus. Koin yang berada dalam kondisi “mint” atau sangat baik bisa dihargai jauh lebih tinggi dibandingkan koin yang sudah aus, berkarat, atau cacat.