JABAR EKSPRES – Kehadiran Mahkota Binokasih Sanghyang Pake di Kabupaten Bogor bukan tanpa alasan. Perwakilan Keraton Sumedang Larang, Radya Anom, menjelaskan bahwa secara historis, Bogor memiliki keterkaitan erat dengan perjalanan panjang mahkota peninggalan Kerajaan Sunda tersebut.
Dalam keterangannya di Gedung Sekretariat Daerah Kabupaten Bogor, Senin (21/4/2025), Radya Anom mengungkapkan bahwa Mahkota Binokasih awalnya dibuat pada masa Kerajaan Galuh di wilayah Ciamis. Mahkota tersebut kemudian diwariskan ke Kerajaan Sunda yang berpusat di Pakuan Pajajaran—yang kini dikenal sebagai Kota Bogor.
BACA JUGA:Mahkota Binokasih di Bogor Bukan Mahkota Asli, Keraton Sumedang Larang: Replika!
“Bogor merupakan bagian penting dari sejarah Mahkota Binokasih, yang hingga hari ini masih kami jaga eksistensinya agar nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya terus hidup dan lestari,” ujarnya.
Mahkota Binokasih Sanghyang Pake sendiri diserahkan kepada Sumedang Larang pada tanggal 22 April 1578, menjadikan kerajaan itu sebagai penerus sah tradisi dan warisan budaya Kerajaan Sunda.
Radya Anom menegaskan bahwa Mahkota Binokasih bukan hanya simbol kerajaan, tetapi juga milik masyarakat Sunda secara keseluruhan. Karena itu, pelestarian nilai-nilai yang terkandung di dalamnya menjadi tanggung jawab bersama.
“Nilai-nilai luhur yang terkandung dalam mahkota ini harus diinternalisasi dalam kehidupan pribadi, kehidupan sosial, dan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” ujarnya.
Ia pun meyakini, apabila nilai-nilai tersebut diterapkan secara konsisten dalam kehidupan sehari-hari, maka Indonesia akan tumbuh menjadi negara yang lebih kuat dan bermartabat.
“Insyaallah, bila nilai-nilai ini menjadi bagian dari sistem kehidupan kita, Indonesia bisa menjadi negara yang maju, berdaulat, bermartabat, dan mandiri,” tutupnya.