JABAR EKSPRES – Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan sebut pemerintah akan siapkan kebijakan untuk membantu sektor-sektor yang terdampak tarif resiprokal dari Amerika Serikat (AS).
“Pemerintah akan menyiapkan kebijakan untuk membantu sektor-sektor yang terdampak akibat tarif resiprokal dari Amerika, terutama di sektor-sektor padat karya,” ucapnya dikutip dari ANTARA, Rabu (9/4).
Berdasarkan catatan Institute for Development of Economics and Finance (Indef), beberapa produk ekspor Indonesia yang akan terdampak akibat dari kebijakan AS ini adalah tekstil, garmen, alas kaki, palm oil.
Baca Juga:Retret Kades Belum Jadi Prioritas, Bupati Rudy Susmanto Fokus Perbaiki Jalan RusakLibur Lebaran Berakhir, Korlantas Resmi Tutup One Way Nasional untuk Arus Balik
Pada Kamis (17/4) mendatang, delegasi Indonesia yang terdiri dari Kementerian Koordinator Perekonomian, Dewan Ekonomi, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Dalam Negeri dan Ekonomi Nasional dinyatakan akan bertemu dengan beberapa pejabat dari AS untuk melakukan negosiasi atas tarif resiprokal terhadap Indonesia sebesar 32 persen.
Bahkan, pembicaraan non formal juga telah dilakukan Presiden Indonesia dengan Amerika.
“Kita perang bersama-sama, kita satu tim. Nah, itu kita dengarkan dan kita tangkap bagaimana car akita melawan keadaan seperti ini, dan saya pikir kita sangat bangga bahwa teman-teman dari asosiasi memberikan masukan-masukan yang sangat konkret,” ungkapnya.
Dengan adanya deregulasi, penyelesaian Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU CEPA) diharapkan agar segera beres karena akan memperluas pasar produk Indonesia hingga Eropa.
Kebijakan tersebut juga bisa memudahkan penyebaran produk Indonesia ke Amerika, China, hingga negara-negara yang termasuk dalam BRICS (Brazil, Russia, India, China, South Africa).