JABAR EKSPRES – Satpol PP Kabupaten Bogor menggelar inspeksi mendadak (sidak) di dua tempat hiburan malam (THM) pada Jumat (7/3) malam.
Dua lokasi yang diperiksa yakni Dua Raja di Kecamatan Sukaraja dan Hotel M-One di Kecamatan Cibinong.
Saat memeriksa Dua Raja, petugas gagal menemukan pelanggaran, karena informasi tentang sidak tersebut sudah bocor.
Baca Juga:Dana Haji Capai Rp171 Triliun, BPKH Gelar Sosialisasi di BandungHadir di Bandung, Run For Humanity 2025 Ajak Masyarakat Lari sambil Berdonasi
“Di lokasi pertama, Dua Raja, kebetulan informasinya sudah bocor, jadi kami tidak menemukan apa-apa,” kata Sekretaris Dinas Satpol PP Kabupaten Bogor, Anwar Anggana, pada Sabtu (8/3).
Meski demikian, petugas melakukan penyegelan pada salah satu bangunan di Dua Raja yang terbukti masih beroperasi sejak pagi hari selama bulan Ramadan.
Menurut Anwar, penyegelan ini bertujuan untuk memberi efek jera dan mendorong pemilik tempat usaha agar mematuhi surat edaran dari Pemerintah Kabupaten Bogor.
“Ada beberapa ruko yang sengaja buka, jadi kita segel. Mereka harus patuh pada surat edaran yang dikeluarkan pimpinan kami,” tegasnya.
Selanjutnya, Satpol PP melanjutkan operasi ke Hotel M-One, namun di lokasi ini tidak ditemukan pelanggaran.
Anwar menjelaskan bahwa M-One telah mematuhi surat edaran yang berlaku, dan di sana tidak ditemukan aktivitas karaoke.
“Setelah itu, kami kembali ke Mako dan sempat mampir ke sebuah toko, di mana kami menemukan 183 botol miras dari berbagai jenis,” ungkap Anwar.
Baca Juga:Pemprov Siap Ganti Rugi Investor Rp40 M, Jaswita hanya Dapat 6,5 Persen dari Omset Wisata Puncak BogorPuasa Sehat, Tubuh Kembali Bersih: Pentingnya Air Murni untuk Detoks
Terkait siapa yang membocorkan informasi mengenai operasi THM tersebut, Anwar mengaku tidak ingin menuduh siapapun. Namun, ia menyebut bahwa saat operasi melibatkan banyak pihak, seringkali informasi bocor.
“Ketika operasi ini melibatkan banyak pihak seperti Muspika, memang sering terjadi kebocoran informasi. Saya tidak tahu siapa yang membocorkannya,” ujar Anwar.
Ia menambahkan bahwa ada oknum yang memberitahukan bahwa akan ada penertiban, sehingga operasi tersebut selalu terungkap lebih dulu.
“Intelnya seperti ‘cepu’ (informan), banyak sekali cepu-cepunya. Kami tidak menuduh siapa pun, tapi memang ada yang diduga memberi informasi tentang penertiban ini,” tutupnya.
