JABAR EKSPRES – Pihak SMK Dharma Pertiwi, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) membeberkan kronologis kematian salah seorang siswanya saat tampil dalam sebuah pertunjukan teater sekolah.
Humas SMK Dharma Pertiwi, Ridwan, menerangkan peristiwa ini bermula saat sekolah tengah menggelar ujian praktik atau biasa dikenal dengan kegiatan Uprak.
Uprak ini salah satu mata pelajaran Bahasa Indonesia yang dikhususkan untuk siswa kelas 3. Semua siswa tersebut diwajibkan membuat sebuah teater, yang terbagi menjadi beberapa kelompok. Di mana semua kelompok ditugaskan menyiapkan secara mandiri, mulai dari cerita, naskah, aktor hingga properti yang digunakan.
“Pentas yang ditampilkan di sekolah oleh anak ini merupakan pentas yang berjudul Kenakalan Remaja. Di adegan dalam cerita yang mereka buat ada adegan skenario bunuh diri. Mungkin karena saking mendalami peran, sehingga terjadi hal yang tidak diinginkan,” ujar Ridwan kepada wartawan, Jumat (21/2).
Dalam adegannya, lanjut Ridwan, MR berperan sebagai perempuan hamil yang putus asa kemudian memutuskan bunuh diri dengan cara menusuk perutnya menggunakan gunting.
Perutnya yang seolah sedang hamil, menggunakan balon berisi cairan berwarna merah, agar ketika ditusuk ada efek darah seperti realita. Namun setelah adegan itu dilakukan MR tiba-tiba pingsan kemudian meninggal dunia.
“Terkait kejadiannya masih dalam tahap proses penyelidikan, kita tidak mau mendahului proses penyelidikan. Kita masih menunggu update dari pihak kepolisian. Untuk korban sendiri ketika terdapat kejadian seperti itu, kita langsung membawanya ke puskesmas, karena memang puskesmas yang terdekat dari sini,” paparnya.
BACA JUGA: Seorang Pria Tewas Gantung Diri di Sebuah Pohon di Kota Bandung, Polisi Dalami Penyelidikan!
Ridwan mengklaim properti adanya senjata tajam yang digunakan oleh kelompok MR dalam pertunjukannya tak diketahui oleh guru.
“Untuk properti itu semua siswa yang menyediakan, kalau untuk properti yang lain itu sepengetahuan kami, tapi kami tidak mengetahui adanya gunting itu,” kata dia.
Ditegaskan Ridwan, sebelumnya pihak sekolah sudah melarang siswanya menggunakan properti yang membahayakan keselamatan. Bahkan diakui dia, sebelum pentas digelar, pihak Dharma Pertiwi telah melakukan razia per kelompok guna memastikan tak ada benda berbahaya.