Persoalan Sampah Pasar Induk Gedebage, Pengeloaan Masih Minim Perhatian

Tumpukan sampah di area belakang Pasar Induk Gedebage, Kota Bandung, belum lama ini. Foto: Dimas Rachmatsyah / Jabar Ekspres
Tumpukan sampah di area belakang Pasar Induk Gedebage, Kota Bandung, belum lama ini. Foto: Dimas Rachmatsyah / Jabar Ekspres
0 Komentar

Jika kebijakan ini tidak segera diperbaiki, Bandung Raya akan terus menghadapi krisis sampah yang berulang.

“Sampah di kota ini bukan hanya soal teknis, tetapi kegagalan tata kelola. Jika tidak ada perubahan mendasar, kita hanya akan berpindah dari satu darurat sampah ke darurat lainnya,” tutup Jefry.

Sempat Ancam Unjuk Rasa

Pengelolaan sampah di Pasar Induk Gedebage masih menimbulkan masalah. Timbulan sampah yang belum terangkut kian banyak. Paguyuban Warga Pasar Induk Gedebage (PWPIG) mengancam bakal lakukan aksi unjuk rasa ‘Parade Sampah Jilid II’.

Baca Juga:DPRD Kabupaten Bogor Gelar Rapat Paripurna Pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Terpilih periode 2025-2030Luhut Yakini Efisiensi Anggaran Tak Seburuk yang Dikhawatirkan Publik

Aksi yang tahun lalu digelar di depan kantor Perumda Pasar tersebut, kini menyasar Balaikota Bandung dan Gedung Sate. Ketua PWPIG, Agus Kustiana menuturkan, masalah sampah tersebut meliputi dari penumpukan yang terus terjadi hingga kekurangan sumber daya manusia (SDM).

Terdapat tiga tuntutan yang dilayangkan pihaknya bagi pemerintah. Pertama, menurut pembangun TPS3R berbasis teknologi di Pasar Induk Gedebage. Kedua, batalkan perjanjian kerja sama antara PT Ginanjar dan Perumda. Ketiga, mendesak sarana prasarana dan SDM untuk alat penunjang kebersihan.

“Setiap pengelola yang punya keuntungan di Pasar Induk Gedebage wajib berkontribusi dan bertanggung jawab terhadap kebersihan,” ungkap Agus kepada Jabar Ekspres saat dihubungi, belum lama ini.

Dirinya merincikan, pihaknya saat ini hanya mampu angkut sampah dari lapak pedagang sebanyak 25 kubik per hari. Sementara yang dapat terolah mesin gibrik sebanyak 3 kubik per hari. Hal ini disebabkan keterbatasan sarpras dan SDM.

“Otomatis 20 kubik per hari ada timbulan sampah. Tumpukan sampah sampai saat ini sekitar 2.400 kubik,” jelasnya.

Timbulan sampah itupun diperparah dengan jarangnya pengangkutan yang dilakukan. Agus mengaku bahwa sampah saat ini sudah tertahan berbulan-bulan. Sekira empat bulan lebih.

“Ditambah sampah dari PT Ginanjar bekas pembangunan jongko dan pembongkaran lapak PKL,” imbuhnya.

0 Komentar