Penyandang Disabilitas Asal Cililin Bandung Barat Menanti Perhatian Khusus dari Pemerintah

JABAR EKSPRES – Dua penyandang disabilitas di Kampung Sukamulya, Desa Bongas, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat (KBB) tengah berjuang di tengah keterbatasan fisik.

Dengan kondisi fisik yang membutuhkan perhatian khusus, kedua orang disabilitas bernama Gina Salsabila Desviyani (17) dan Siti Rantiah Haerani Kulsum (28) ini menanti uluran tangan dari pemerintah maupun masyarakat.

Inisiator Rumah Pintar Bongas, Rina Susanti menerangkan, dua orang disabilitas tersebut tidak bisa beraktifitas normal. Selain itu mereka pun kesulitan memenuhi kebutuhan popok hingga dirinya meminta bantuan berbagai pihak.

“Sekarang ada 10 disabilitas dan 20 anak kurang mampu yang kami bina, selain kegiatan belajar dan bermain kami juga berupaya gotong royong memenuhi kebutuhan dasar mereka dengan mengandalkan dana mandiri,”kata Rina yang juga seorang disabilitas, Selasa, 7 Januari 2024.

BACA JUGA: Sepanjang 2024, 19 Orang Meninggal Dunia Akibat DBD di Bandung Barat

Ia berupaya pontang panting mencari dana agar kebutuhan popok bagi keduanya terpenuhi. Dua disabilitas ini memiliki tubuh kecil meski memasuki usia produktif dan saat ini hanya bisa tergolek lemah. Bahkan untuk duduk di kursi roda saja sudah tidak bisa.

“Gina dan Siti memang tidak bisa mengikuti kegiatan di Saung Pintar karena kondisi fisik, saya yang secara rutin datang ke rumahnya. Mereka diurus keluarganya yang memiliki aktifitas, separuh hari keduanya ditinggalkan dalam rumah tanpa penjagaan,”katanya.

Saat mengunjungi rumah keduanya, Rina melihat stok popok mereka hanya tersisa 1 sementara disitu terdapat 2 disabilitas dalam kondisi sama.

Ia pun berinisiatif meminta bantuan berbagai pihak karena biaya operasional Saung Pintar sudah habis untuk membiayai kebutuhan hidup dasar dan kegiatan belajar di Saung Pintar.

BACA JUGA: Wisata di Bandung Barat Tak Dilirik Para Pelancong, Ternyata Gara-gara Ini

“Saya kalau ada untuk hasil jualan online makanan pasti langsung dibelikan kebutuhan sehari-hari mereka, tapi saat itu kosong sama sekali. Bantuan pemerintah desa, kecamatan maupun kabupaten sudah bertahun-tahun tidak ada,”keluhnya.

Kondisi Gina dan Siti mencerminkan tantangan dalam pelaksanaan program sosial di tingkat lokal. Meski ada upaya pemerintah seperti program sosial, distribusi bantuan kepada kelompok rentan seperti penyandang disabilitas tampaknya masih kurang optimal.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan