JABAR EKSPRES – Audiensi yang seharusnya digelar antara Universitas Bandung dan pihak yayasan kembali tertunda. Penundaan sepihak ini menuai kekecewaan, terutama dari orang tua mahasiswa yang telah datang dari luar kota untuk mencari kejelasan.
Riky Hardiansyah, staf operator Universitas Bandung, mengungkapkan bahwa pihak universitas telah mengirim surat audiensi kepada yayasan dan mendapat persetujuan untuk bertemu pada 6 Januari. Namun, rencana itu batal mendadak.
“Kemarin sore kami malah menerima surat penundaan audiensi ke hari Jumat. Padahal orang tua mahasiswa sudah jauh-jauh datang,” ujar Riky di Kampus Universitas Bandung, Senin (6/1).
BACA JUGA: Universitas Pendidikan Indonesia Kukuhkan 8 Guru Besar
Riky menegaskan bahwa audiensi tetap akan dilakukan. “Kami tidak bisa begitu saja membatalkannya. Banyak yang datang dari jauh, dan ini soal penting,” katanya.
Riky juga menyoroti masalah keuangan yang muncul setelah beberapa fakultas dilebur menjadi Universitas Bandung. Menurutnya, 90 persen mahasiswa berasal dari jalur reguler dan rutin membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT) tanpa kendala.
Penundaan ini menjadi sinyal buruk bagi relasi antara universitas, yayasan, dan mahasiswa. Banyak pihak berharap persoalan ini segera menemukan solusi untuk mencegah kerugian lebih lanjut bagi mahasiswa.
BACA JUGA: Dorong Pengembangan Talenta Muda di Bandung, Indosat Jalin Kerja Sama dengan Universitas Pasundan
Sebelum penggabungan, pengelolaan keuangan di setiap fakultas berjalan lancar. “Dulu keuangan dikelola masing-masing fakultas, tapi sekarang semua masuk ke yayasan. Di sinilah masalah mulai muncul,” pungkasnya.