JABAR EKSPRES – Ketua Paguyuban Pasar Induk Gedebage, Agus, menekankan pentingnya penerapan konsep zero waste untuk mengatasi masalah sampah yang terus menggunung di pasar.
Menurutnya, pengelolaan sampah tidak bisa hanya bergantung pada pengangkutan, melainkan harus dimulai dari pengolahan di tempat.
“Kami mendukung pemerintah soal program sampah selesai di tempat. Tapi ini butuh SDM dan sarana prasarana yang harus didukung oleh pengelola,” kata Agus kepada Jabar Ekspres di ruang kerjanya, beberapa waktu yang lalu.
Agus menyampaikan, salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah membentuk satgas kebersihan pasar yang bekerja selama 24 jam. Satgas ini dapat bertugas memantau dan mengedukasi pedagang untuk memilah sampah sejak awal.
BACA JUGA: Wisata di Bandung Barat Tak Dilirik Para Pelancong, Ternyata Gara-gara Ini
“Kalau pedagang tidak mampu, kami bisa bantu. Tapi pengelola harus ikut bertanggung jawab,” tegasnya.
Agus juga menyarankan adanya pengolahan sampah secara lokal di pasar untuk mengurangi ketergantungan pada pengangkutan ke TPS.
“Yang tidak bisa diolah, baru diangkut. Ini akan lebih efisien dan ramah lingkungan,” tambahnya.
Agus berharap konsep zero waste dapat menjadi solusi jangka panjang untuk mengatasi persoalan sampah di Pasar Induk Gedebage.
BACA JUGA: Program Zero Waste to Landfill BRI, Aksi Nyata BRI Menuju Zero Emission 2050
Ia juga mengajak semua pihak, mulai dari pengelola, pedagang, hingga pemerintah, untuk bekerja sama demi menciptakan lingkungan pasar yang bersih dan sehat.
Dengan timbulan sampah harian yang mencapai 450 kubik per bulan, Agus menilai perlunya pendekatan yang lebih sistematis untuk mencapai zero waste di pasar. “Kalau sudah beres di tempat, kita akan tahu kendalanya di mana,” pungkasnya.