Bandung masih punya jalan panjang untuk menjadi kota inklusi yang sejati. Tanpa komitmen nyata, slogan “Bandung Kota Inklusif” hanya akan menjadi ilusi belaka.
“Bandung Kota Inklusif jangan hanya jadi slogan untuk perayaan hari-hari besar. Pemerintah harus membuktikan keseriusannya dengan kebijakan yang terukur, terimplementasi, dan diawasi dengan baik,” tandas Yudi.
BACA JUGA: Selain Harvey, Dua Terdakwa Korupsi Timah Ini Dituntut hingga 14 Tahun Penjara!
Bukan hanya Kecewa, tapi Marah
Pemkot Bandung kembali mendapat sorotan tajam terkait pembangunan dan perbaikan trotoar di sejumlah titik jalan yang dinilai belum ramah disabilitas. Kritikan keras datang dari Wakil Ketua Komisi A DPRD Kota Bandung, Erick Darmadjaya.
Dirinya menilai bahwa Pemkot dan pihak vendor belum menunjukkan keseriusan dalam menangani permasalahan ini. Erick menyatakan kekecewaannya atas hasil pembangunan trotoar yang belum memenuhi standar aksesibilitas bagi penyandang disabilitas.
Menurutnya, masalah itu terjadi karena lemahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang terlibat dan standar operasional yang tidak maksimal. “Bukan hanya sekadar menyayangkan, saya malah marah. Ini uang masyarakat,” tegas Erick.
BACA JUGA: Cara Menambah Followers Instagram Gratis Tanpa Ribet Permanen
Erick menambahkan, pemkot dan pihak terkait harus memiliki sikap yang lebih tegas dalam menjalankan program pembangunan yang seharusnya memberikan manfaat untuk semua kalangan, termasuk penyandang disabilitas.
Dewan dari Fraksi PSI ini juga mengingatkan, pembangunan trotoar yang ramah disabilitas bukan hanya sekadar kewajiban, tetapi juga merupakan bagian dari hak asasi manusia.
Guna menghindari kesalahan yang sama terulang lagi. Ketegasan mesti dilakukan pemkot Bandung. “Pemerintah kota harus bertangan besi, yaitu tegas, terukur terarah (dalam mengambil langkah-langkah pembangunan),” pungkasnya.