JABAR EKSPRES – Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Hanafi, mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor melalui Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD).
Langkah itu diwujudkan melalui rapat pleno bersama TPAKD Kota Bogor yang digelar di Hotel Grand Savero, belum lama ini.
Hanafi menekankan, literasi keuangan sejak dini diperlukan untuk membina masyarakat agar lebih memahami pengelolaan keuangan.
Menurutnya, keterlibatan para pihak yang hadir dalam rapat ini diharapkan dapat menyosialisasikan hasil pembahasan kepada anak, keluarga, kerabat, anak didik, maupun rekan di lingkungan kerja.
“Hal ini bertujuan untuk mengubah mindset masyarakat, khususnya anak-anak sebagai generasi penerus,” ujarnya dikutip Jumat, 6 Desember 2024.
BACA JUGA: Peredaran Rokok Ilegal di Jabar Sasar Marketplace, Begini Respons Bea Cukai
“Semua pihak memiliki tanggung jawab untuk menyebarluaskan dan memberikan pemahaman tentang literasi keuangan kepada masyarakat di berbagai aspek. TPAKD adalah sarana untuk mengubah mindset masyarakat melalui kegiatan terprogram yang melibatkan berbagai elemen,” imbuh Hanafi.
Ia menjelaskan, kondisi literasi digital saat ini yang tidak diimbangi dengan literasi dan inklusi keuangan sering dimanfaatkan oleh pihak atau oknum tidak bertanggung jawab.
Dalam hal itu, mereka menawarkan kemudahan akses pinjaman online ilegal, yang pada akhirnya membuat masyarakat terjebak dalam situasi yang lebih sulit.
Kepala Bagian (Kabag) Perekonomian Sekretariat Daerah (Setda) Kota Bogor, Dewi Kurniasari, menambahkan bahwa rapat pleno tersebut merupakan media untuk berkoordinasi dan berkomunikasi bagi seluruh anggota TPAKD Kota Bogor terkait program kerja yang bertujuan meningkatkan inklusi keuangan masyarakat Kota Bogor.
BACA JUGA: Gus Miftah Akhirnya Resmi Mundur dari Jabatannya
Demografi Indonesia saat ini didominasi oleh generasi Y (milenial) dan generasi Z (zilenial), yang mayoritas memiliki literasi digital tinggi.
Namun, sambung dia, mereka cenderung rendah dalam literasi keuangan sehingga mudah terjerat pinjaman online (pinjol).
Oleh karena itu, perlu diberikan pemahaman lebih mendalam tentang literasi dan inklusi keuangan, tidak hanya terbatas pada kredit atau pinjaman, tetapi juga literasi investasi.