Biang Kerok Banjir di Kota Bandung

JABAR EKSPRES – Fenomena banjir kembali melanda berbagai wilayah di Kota Bandung. Dilansir dari laman BMKG, November-Desember 2024 menjadi periode puncak musim penghujan diberbagai wilayah Jawa Barat, termasuk Kota Kembang.

Pembangunan kolam retensi, sumur imbuhan, hingga perbaikan drainase yang gencar dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung belum cukup menanggulangi permasalahan yang ada.

Pakar Perencanaan Wilayah Pendidikan Geografi UPI, Nat Nandi menyebut, pengimplementasian yang dilakukan Pemkot Bandung dalam menyelesaikan suatu masalah cenderung pada wujud implemantasi program jangka panjang yang lebih bersifat generik.

Menurutnya, hal ini bakal menimbulkan kekeliruan dalam menanggulangi permasalahan yang ada, termasuk banjir yang kini belum mampu diselesaikan oleh Pemkot Bandung.

“Fokus yang mereka (Pemkot) gunakan bukanlah upaya penanganan suatu masalah secara spesifik. Sehingga menjadikan program yang dicanangkan pemerintah menjadi tidak efektif,” katanya kepada Jabarekspres, Senin (2/12).

BACA JUGA: KPU Bakal Umumkan Hasil Rekapitulasi Suara Pilkada Kota Bogor 2024 Besok

Menurutnya, masalah banjir di Kota Bandung disebabkan oleh alih fungsi lahan yang masif dilakukan di area perbukitan. Sehingga, daya dukung lingkungan semakin berkurang akibat pembangunan yang tidak mengedepankan keseimbangan lingkungan.

“Hal ini kan tentunya menyebabkan penyerapan air di daerah perbukitan menjadi tidak maksimal. Dan penyerapan air di daerah pemukiman sawah yang kini banyak terbangun rumah hunian gak berjalan semestinya,” ucapnya.

Maka dari itu, dirinya meminta agar Pemkot Bandung bisa menerapkan sebuah regulasi yang berfokus pada sisi menjaga alam dan lingkungan. Diakuinya, hal ini menjadi biang masalah terkait banjir yang hingga kini masih melanda Kota Bandung.

“Pemerintah itu kan perannya strategis. Atur sebuah kebijakan yang berfokus pada sisi menjaga lingkungan dan alam. Perlu di catat, realisasinya juga harus dibarengi ketegasan dari pemangku kepentingan. Jangan hanya pengesahan secara simbolis saja,” ujarnya.

BACA JUGA: Klaim Angka Prasejahtera di Kota Bandung Turun, Kemiskinan Ekstrem jadi Sorotan

“Libatkan juga komunitas, media, hingga akademisi. Ini kan untuk Bandung yang lebih baik. Karena saya lihat, pembangunan yang dilakukan untuk menanggulangi permasalahan banjir ini kurang efektif,” pungkasnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan