JABAR EKSPRES – Kasus Agus Salim, korban penyiraman air keras di Cengkareng, Jakarta Barat, yang terjadi pada Minggu (1/9/2024), semakin memanas setelah muncul petisi online yang mendesak agar donasi untuknya dicabut.
Agus, yang sempat menarik simpati publik melalui podcast bersama Denny Sumargo di kanal YouTube @curhatbang, kini justru dilaporkan lantaran diduga tidak menggunakan uang donasi sesuai peruntukannya.
Baca juga : Ini Link Petisi Pengembalian Uang Donasi Agus Korban Siram Air Keras Menjadi Viral, Kenapa?
Agus Salim, korban penyiraman air keras oleh bawahannya yang berinisial JJS (18), menderita luka bakar parah di tubuh dan kehilangan sebagian besar penglihatannya.
Kasus ini bermula dari rasa sakit hati pelaku, yang bekerja di kafe yang sama dengan Agus, akibat sering dimarahi karena kesalahan dalam pekerjaan.
Aksi ini membuat Agus harus menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta, untuk memulihkan kondisinya.
Setelah kisahnya viral di podcast, Agus Salim memohon bantuan publik untuk mendapatkan donasi demi biaya pengobatan matanya.
Salah satu yang tergerak adalah Pratiwi Noviyanthi, seorang YouTuber sekaligus pemilik Yayasan Peduli Kemanusiaan.
Pratiwi menginisiasi penggalangan dana dan berhasil mengumpulkan donasi sebesar Rp 1,5 miliar.
Namun, kasus ini berubah drastis ketika Agus Salim melaporkan Pratiwi ke Polda Metro Jaya dengan tuduhan pencemaran nama baik.
Agus merasa Pratiwi tidak amanah dalam mengelola uang donasi, sementara Pratiwi balik menuding bahwa Agus tidak menggunakan dana tersebut sesuai tujuan awalnya, yakni untuk biaya pengobatan.
Pratiwi bahkan meminta uang donasi yang telah diberikan kepada Agus untuk dikembalikan.
Kontroversi ini memicu reaksi dari publik, yang merasa kecewa dengan tindakan Agus.
Sebagai respons, Rizky Pras, seorang warganet, memulai petisi di platform Change.org pada Sabtu (19/10/2024), meminta agar donasi untuk Agus dicabut.
Dalam petisi tersebut, Rizky menyatakan bahwa donasi yang diberikan seharusnya digunakan untuk kesembuhan Agus, namun malah diduga digunakan untuk kepentingan pribadi dan keluarga.
Petisi online ini cepat mendapatkan perhatian publik, hingga Kamis (24/10/2024) sudah lebih dari 131.000 orang yang menandatangani petisi tersebut.
