JABAR EKSPRES – Seiring kondisi kritis di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mendorong sejumlah langkah untuk mengurangi beban sampah yang dikirim.
Targetnya, ritase yang semula 172 rit per hari harus dikurangi menjadi 140 rit per hari mulai 1 Desember 2024. Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung, Sopyan Hernadi, memastikan, pihaknya sudah menyiapkan sejumlah langkah tersebut.
“Berbagai strategi sudah kami rancang untuk periode Oktober hingga November 2024. Termasuk optimalisasi fasilitas pengolahan sampah di tingkat kelurahan dan TPS,” ujar Sopyan di Balaikota Bandung, baru-baru ini.
Adapun rencana aksi pengurangan sampah yang dimaksud, yakni antara lain masih meliputi optimalisasi maggotisasi di 151 kelurahan dengan kapasitas pengolahan 350 kilogram sampah per hari di setiap rumah maggot.
Lalu mendorong pengoptimalan TPS3R di lima lokasi yaitu Kebon Jeruk, Maleer, Cibatu, Subang, dan Pasar Gedebage, dengan kapasitas 1 ton sampah per hari. Serta manfaatan mesin gibrig di tujuh TPS.
Sementara itu pengoperasian TPST baru di dua lokasi, Tegalega dan Nyengseret. Selanjutnya adalah penggunaan teknologi pengolahan sampah di TPST Batununggal. Termasuk optimalisasi pengelolaan sampah berdasarkan klaster yaitu pendidikan, kesehatan, pusat perbelanjaan, hotel, restoran, perkantoran, pasar, dan tempat ibadah.
“Kerja sama dengan Sesko TNI AD dalam pengelolaan sampah. Kemudian penggunaan mesin motah di beberapa lokasi untuk mempercepat proses pengelolaan sampah,” jelasnya.
Sopyan juga menjelaskan tentang rencana pengembangan sejumlah Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di Kota Bandung. Fasilitas ini diharapkan dapat mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA.
“Jika semua fasilitas ini berfungsi sesuai rencana, mereka dapat mengolah sampah sebesar 559 ton per hari, dengan residu yang dibuang ke TPA hanya sebesar 20 persen,” pungkasnya.