JABAR EKSPRES, BANDUNG – Kinerja PT Bandarudara Internasional Jawa Barat (BIJB) kian memprihatinkan. Bahkan, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang mengelola Bandara Kertajati sampai perlu disuntik dana penyertaan modal sebesar Rp52 miliar. Ironinya lagi, dana itu dari pergeseran pos Belanja Tidak Terduga (BTT) Pemprov.
Berdasarkan dokumen resmi Pemprov Jabar, terlihat realisasi pengeluaran pembiayaan daerah semester pertama 2024 ada realisasi penyertaan modal daerah sebesar Rp52 miliar.
Pengeluaran itu untuk mempertahankan keberlangsungan operasional dan menjaga aktivitas kebandarudaraan pada sarana dan prasarana di BIJB. Termasuk dalam memenuhi standar keselamatan, keamanan, pelayanan serta menjaga keberlangsungan BUMD melalui penyertaan modal daerah.
Berkaitan dengan itu, Komisaris PT BIJB Dedi Taufik mengakui bahwa suntikan modal itu memang cukup penting bagi PT BIJB. “Itu diperlukan untuk operasional BIJB,” terangnya saat ditemui di Gedung Sate beberapa hari lalu.
BACA JUGA:Kinerja Belum Maksimal, PT MUJ dan PT BIJB Bakal Disuntik Modal di 2025
Dedi menambahkan, kucuran dana itu juga telah berjalan dan telah dipergunakan. “Itu kan dana dari BTT, sudah berjalan juga,” sebutnya.
Di sisi lain, sebenarnya sejak Oktober 2023 lalu BUMD tersebut telah ketiban berkah. Bandara itu bisa beroperasi penuh. Karena penerbangan komersil dari Bandara Husein Sastranegara Bandung dipindahkan ke bandara tersebut. Tapi, ternyata catatan kinerjanya juga belum sepenuhnya memuaskan. Maklum waktu operasi penuh juga sudah mepet dengan periode tutup buku 2023.
Kinerja PT BIJB tahun buku 2023 itu terlaporkan dalam pertemuan antara Komisi III DPRD dengan sejumlah mitra, Senin (15/7). Tercatat untuk tahun buku 2023 atau setoran dividen 2024, PT BIJB nihil setoran. Begitu juga untuk usulan dividen 2025, BUMD itu juga masih diusulkan untuk nihil setoran dividen.
Bahkan, BUMD yang mengelola bandarudara itu masih memiliki catatan beban utang. Nilainya sekitar Rp2 triliun. Itu terkait investasi pembangunan bandarudara.(son)