JABAR EKSPRES — Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Bandung mencanangkan deklarasikan Bandung menuju Zero Bullying, pada akhir 30 Juli 2024 mendatang. Segala unsur dilibatkan menekan munculnya kasus tersebut.
Kepala DP3A Kota Bandung, Uum Sumiati menuturkan, hal itu merupakan bagian dari upaya DP3A dalam mengedukasi seluruh komunitas. Termasuk satuan pendidikan supaya sama-sama berkomitmen untuk pencapaian target ini.
“Melalui Sekolah dan Layanan Perlindungan Perempuan dan Anak (Senandung Perdana) ada dua strategi di dalamnya, yang pertama strategi penjagaan, yang kedua strategi pelayanan,” tutur Uum kepada wartawan, belum lama ini.
BACA JUGA: Dukung Gaya Hidup Sehat, MS Glow For Men ‘Lindungi’ Ribuan Pelari di Bandung Dari Paparan Sinar UV
Menurutnya, strategi pencegahan tersebut sudah dilakukan pihaknya kepada masyarakat maupun kepada lingkungan satuan pendidikan. “Kemarin baru 10 kelurahan yang dalam catatan kami ada beberapa kasus yang muncul terkait kekerasan,” sambungnya.
Baik kasus kekerasan atau bullying terhadap perempuan maupun anak, kata Uum, sudah pihaknya melakukan pencegahan tersebut. Sepuluh kelurahan itu meliputi lingkungan sekolah menengah pertama.
Sebab, kata Uum jumlah SMP di Kota Bandung sangatlah banyak. Oleh karena itu pihaknya pun tak dapat sekaligus memberikan edukasi kepada sekolah-sekolah SMP Negeri di Kota Bandung.
BACA JUGA: Pentingnya pendidikan Pancasila
“Tapi alhamdulillah kami bisa berkolaborasi dengan beberapa organisasi masyarakat, kita menjadi narasumbernya untuk menyentuh sekolah-sekolah yang belum tercentuh oleh kami untuk di edukasi. Jadi di dalamnya tidak hanya terkait pencegahan kekerasan, tapi juga pencegahan perkawinan dini,” katanya.
Selain itu, DP3A juga berkolaborasi dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Bandung terkait mencegah anak untuk memakai Narkoba. Ada juga program lain yang pihaknya genjot, yakni pelopor dan pelapor (2P) pelopor dan pelapor tersebut.
“Anak-anak juga harus menjadi pelopor untuk tidak melakukan kekerasan di lingkungan sekolah maupun di lingkungan teman bermain, serta lingkungan keluarga termasuk juga berani melapor bila terjadi kekerasan,” jelas Uum.
BACA JUGA: 17 Tahun Berdiri, Tb Ardi Januar Soroti Masalah Krusial di Bandung Barat