JABAR EKSPRES – Tuberkulosis (TBC) di Kota Cimahi mengalami peningkatan yang signifikan pada tahun 2023, mencapai 4.682 kasus. Hal ini menjadi hambatan serius dalam pencapaian target eliminasi TBC di tahun 2030.
Dicky menyatakan, pemerintah telah melakukan langkah konkret dalam menangani masalah ini, termasuk menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2021.
“Fokus utamanya adalah memperkuat keterlibatan komunitas mitra dan sektor lain sebagai strategi utama,” ucapnya baru-baru ini.
Saat dikonfirmasi oleh Jabar Ekspress pada Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cimahi, Dwihadi Isnalini mengatakan setiap tahun, jumlah kasus TBC terus meningkat, dengan target penemuan kasus mencapai 4.682 pada tahun 2023.
“Target di 2023 itu ada peningkatan kasus, jadi kurang lebih di angka 4.682 harus kita temukan,” ungkapnya.
Pencegahan terus ditingkatkan melalui upaya pengobatan untuk mengurangi penularan, dengan target angka penularan turun menjadi 3.700 pada tahun 2024.
BACA JUGA: Pembahasan PPDB Jadi Fokus Utama Komitmen Pemkot Cimahi
“Sebenarnya untuk di tahun 2024 ini target itu turun, karena Kemenkes melihat di tahun 2023 menemukan kasus yang target awalnya 4.200, kita menemukan 4.682 kasus,” ucapnya.
“Pengobatan terus dilakukan sehingga menurunkan angka penularannya, maka targetnya turun jadi 3.700 di tahun 2024 ini,” lanjutnya.
Dwihadi menyatakan, pihaknya telah menemukan sekitar 818 kasus, dengan 446 kasus terlokalisir di wilayah asli Cimahi.
“Sementara 372 kasus itu dari luar wilayah kota Cimahi. Artinya kita targetnya menurun, dari Kemenkes targetnya menurun 3.700,” bebernya.
Dwihadi menekankan pentingnya menemukan kasus TBC melalui proses screening yang tepat. Proses Ini memerlukan peningkatan jumlah screening dan pelatihan yang berkelanjutan.
“Program screening TB didukung oleh pemerintah pusat untuk mendukung reagen. Wilayah tidak menjadi pertimbangan dalam program ini,” papar Dwihadi.
“Mereka boleh memeriksakan dirinya di mana saja,” tandasnya. (Mong)