Inflasi April 2024 di Jawa Barat Terkendali

KOTA BANDUNG – Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat merilis angka inflasi Jabar selama bulan April 2024. Inflasi tercatat masih terkendali dan sesuai dengan target nasional.

Penjabat Gubernur Jabar Bey Machmudin mengatakan, inflasi di Jabar masih terkendali dengan baik di tengah jumlah penduduk Jabar yang besar.

“Posisi inflasi April 2024 untuk Jawa Barat, alhamdulillah, dengan jumlah penduduk terbanyak, juga ada puasa dan Lebaran, inflasi 3,07 (y-o-y). Ayo kita kerja lebih semangat lagi untuk Jabar yang lebih baik,” kata Bey di Kota Bandung, Kamis (2/5/2024).

BPS Jabar mencatat, pada April 2024 inflasi year on year (y-on-y) Provinsi Jabar sebesar 3,07 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,94.

Kepala BPS Jabar Marsudijono menyebutkan, inflasi tertinggi di Kabupaten Subang sebesar 4,31 persen dengan IHK sebesar 108,69 dan terendah terjadi di Kota Bandung sebesar 2,42 persen dengan IHK sebesar 106,12.

Inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran, mulai dari yang tertinggi,  yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 6,41 persen.

Kemudian kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,53 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,45 persen.

Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,30 persen.

“Tingkat inflasi month to month (m-to-m) Provinsi Jabar bulan April 2024 sebesar 0,15 persen. Sedangkan tingkat inflasi year to date (y-to-d) sebesar 1,27 persen,” ujarnya.

Surplus

BPS Jabar mencatat, neraca perdagangan Jawa Barat Maret 2024 mengalami surplus dari sisi nilai sebesar 2,15 miliar dollar AS.

Nilai tersebut ditunjang oleh surplus komoditas Nonmigas sebesar 2,40 miliar dollar AS. Sedangkan komoditas Migas defisit sebesar 255,41 juta dollar AS.

Dari sisi volume perdagangan luar negeri, pada Maret 2024 terjadi surplus sebesar 123,69 ribu ton, yang disumbang oleh surplus komoditas Nonmigas sebesar 512,97 ribu ton. Sedangkan komoditas Migas defisit sebesar 389,29 ribu ton.

Dilihat dari transaksi perdagangan Nonmigas dengan 13 negara mitra dagang utama, pada periode Maret 2024, Jabar mengalami defisit neraca perdagangan dengan China dan Taiwan senilai 56,55 juta dollar AS, menurun dibanding bulan sebelumnya defisit hingga sebesar 131,59 juta dollar AS.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan