JABAR EKSPRES – Timnas Indonesia U-23 di bawah asuhan Shin Tae-yong berhasil mengalahkan timnas Korea Selatan U-23 melalui adu penalti di babak perempat final Piala Asia U23 Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) 2024.
AFC pun seolah tak percaya dengan anak asuh Shin Tae-yong yang berhasil lolos ke semi final.
“Indonesia melaju ke semifinal dengan menggunakan Korea sebagai kambing hitam setelah drama adu penalti.” melansir dari laman resmi AFC.
Kemudian AFC menambahkan bahwa Indonesia kalah 0-4 dari Korea pada Maret 2015, gagal melaju ke final Piala Asia AFC U23, akan tetapi saat ini sudah mampu mengukir sejarah baru.
“Namun, sembilan tahun kemudian, Indonesia menang 11-10 dalam adu penalti melawan Korea, mengukuhkan kemajuan bersejarah mereka ke semifinal.
Baca juga: Timnas Korea Selatan U-23 untuk Pertama Kalinya dalam 40 Tahun Tidak Bisa Pergi ke Olimpiade
“Indonesia telah menunjukkan kemajuan yang luar biasa,” ujarnya. Dia menambahkan, “Dengan ini, harapan Pelatih Hwang Seon-hong untuk penampilan Korea yang ke-10 di Olimpiade telah pupus.”
Strategi yang digunakan oleh Shin Tae-yong berhasil membuat Korea Selatan kesulitan untuk membobol gawang timnas Indonesia U-23.
Korea kalah total dalam permainan tersebut, dengan 8 hingga 21 tembakan, 2 hingga 5 tembakan efektif, dan penguasaan bola 47% hingga 53%.
AFC mengatakan, “Selama pertandingan, 9.105 penggemar Indonesia meneriakkan nama pelatih Shin Tae-yong,” dan “beberapa anggota tim yang bersorak menunjukkan kegembiraan seiring perjalanan menuju impian mereka semakin panjang.”
Ia berkata, “Pelatih Shin Tae-yong yang finis kedua di Piala Asia U23 Qatar 2016 (sebagai pemimpin timnas Korea), mencapai puncaknya pada hari ini (sebagai pelatih kepala Indonesia).”
Ia melanjutkan, “Jika pelatih Shin Tae-yong mengalahkan Uzbekistan atau Arab Saudi di semifinal, dia akan memantapkan warisan baru di Indonesia.”
Timnas Korea bisa saja lolos ke Olimpiade Paris jika menempati posisi tiga besar Piala Asia, namun kalah pada hari ini. Dimulai dari Olimpiade Seoul 1988, rekor melaju ke final Olimpiade 10 kali berturut-turut juga terpecahkan. Untuk pertama kalinya dalam 40 tahun, saya tidak akan bisa tampil di babak final Olimpiade.