Jabar Ekspres – Kompak, sekitar 13.000 mahasiswa kedokteran di Korea Selatan berencana ajukan kembali gugatan ke pengedilan meminta perintah menghentikan perluasan kursi penerimaan mahasiswa di fakultas kedokteran masing-masing.
Ajuan penghentian revisi rencana penerimaan mahasiswa baru oleh sekolah-sekolah kedokteran dengan penambahan 2.000 kursi itu dilakukan seiring dengan pemogokan para dokter peserta pelatihan yang telah berlangsung selama hampir dua bulan.
Pada Rabu 17/4 permintaan perintah pengadilan tersebut akan diajukan Senin depan oleh mahasiswa dari 32 sekolah kedokteran di luar Seoul untuk melawan rektor universitas mereka hal tersbbut di nyatakan pengacara Lee Byeong-cheol yang mewakili para mahasiswa.
Lee mengatakan peningkatan kuota tersebut dapat mengikis mutu pendidikan sekolah kedokteran dan melanggar hak belajar yang dijamin oleh konstitusi.
BACA JUGA: Tim Bulu Tangkis Indonesia Kirimkan Semua Sektor untuk Olimpiade Paris 2024
Sejauh ini, terdapat enam tuntutan hukum, termasuk permintaan perintah pengadilan, yang diajukan oleh komunitas medis terhadap rencana penambahan kuota tersebut. Empat di antaranya telah ditolak pengadilan, termasuk permintaan perintah yang diajukan oleh asosiasi profesor kedokteran dan pemimpin asosiasi dokter peserta pelatihan.
Sebagai bagian dari reformasi kesehatan yang banyak ditolak, bulan lalu, pemerintah mengalokasikan tambahan 2.000 kursi untuk universitas-universitas di seluruh negeri, 82 persen di antaranya untuk universitas-universitas di luar wilayah ibu kota.
Saat ini, universitas sedang dalam proses memperbarui rencana penerimaan untuk tahun akademik 2025 dan diperkirakan akan mengumumkannya pada akhir Mei.
Sebelumnya pada awal April lalu Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol menegaskan bahwa jumlah 2.000 adalah peningkatan minimum yang diperlukan dalam penerimaan sekolah kedokteran meskipun pemerintah akan terbuka melakukan pembicaraan jika dokter mengusulkan alternatif yang lebih masuk akal dan rasional.
BACA JUGA: Tambahan 2 Amunisi untuk Indonesia, Bernard dan Nurul Lolos Olimpiade Paris 2024
Yoon mengungkapkan jumlah 2.000 tersebut merupakan kenaikan minimal yang dicapai pemerintah melalui perhitungan yang matang, dan ditindaklanjuti dengan diskusi bersama komunitas medis, termasuk kelompok dokter.