JABAR EKSPRES – Meningkatnya jumlah warga Kota Cimahi yang membawa keluarga mereka setelah liburan lebaran, menimbulkan masalah baru. Salah satu dampaknya adalah peningkatan angka pengangguran di kota dengan hanya tiga kecamatan tersebut.
Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Cimahi, Asep Ajat Jayadi, menyarankan agar para pemudik asal Kota Cimahi tidak mengajak sanak keluarga mereka dari kampung halaman setelah pulang dari mudik Lebaran tahun 2024.
Menurutnya, tidak ada jaminan terkait pekerjaan, yang tentunya dapat meningkatkan angka pengangguran di Kota Cimahi.
“Kami menghimbau pada warga yang mudik lebaran 2024 dari kampung halaman jangan memaksakan bawa pendatang baru ke Kota Cimahi,” ucap Asep, Senin (15/4)..
“Kecuali, kalau memang sudah pasti siap untuk lapangan pekerjaannya,” lanjutnya.
BACA JUGA: Arus Balik di Terminal Leuwipanjang, Trayek Menuju Jabodetabek Masih Terisi Penuh
Dikatakan Asep, kedatangan ke Kota Cimahi hanya dengan keberanian semata tanpa perencanaan yang matang bisa berujung pada risiko pengangguran.
“Terlebih peluang mencari kerja di Kota Cimahi untuk saat ini terbilang masih sulit,” tuturnya.
Masalahnya, beberapa perusahaan di Kota Cimahi mengalami kesulitan ekonomi yang signifikan, dengan beberapa di antaranya terpaksa menghentikan operasi mereka karena kurangnya pesanan. Menurut Asep, kondisi ini sangat memprihatinkan, menunjukkan bahwa beberapa perusahaan masih kesulitan bertahan
“Situasi usaha masih belum normal bahkan ada beberapa perusahaan yang gulung tikar,” kata Asep.
“Jadi pemudik juga sudah paham untuk membawa keluarga yang ada mencari kerja di Cimahi sangat kecil kemungkinan karena justru akan jadi beban mereka selama tinggal di Cimahi,” sambungnya.
BACA JUGA: Pengurus PAC dan Ranting Gerindra Kota Bogor Solid Dukung Jenal Mutaqin Maju di Pilwalkot
Menurut data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2023, tingkat pengangguran terbuka di Kota Cimahi mencapai 10,52 persen, setara dengan 33.192 orang. Dengan angka tersebut, Kota Cimahi menempati peringkat tertinggi dalam tingkat pengangguran terbuka di antara 27 kota/kabupaten di Jawa Barat, menggantikan posisi Kota Bogor yang kini berada di peringkat ketiga dengan angka 9,39 persen.