IDUL FITHRI: Kembalinya Indentitas Sejati Manusia, Korelasi Antara Shaum Ramadhan dan Fithroh Manusia

(HR. Turmudzi 697, Abu Daud 2324, dan dishahihkan Al-Albani).

Makna hadis di atas akan menjadi aneh, ketika kita artikan Al-Fithr dengan suci.

“Hari suci adalah hari dimana kalian semua bersuci”.dan semacam ini tidak ada dalam islam.

Karena itu sungguh aneh ketika fithri diartikan suci, yang sama sekali tidak dikenal dalam bahasa arab.

Nah, itulah uraian tentang Fithroh dan Fithri yang penulis temukan, dan tentunya ini jadi ilmu yang sangat bermanfaat yang menambah khasanah kita tentang Islam.

Tapi seperti di awal telah disebutkan bahwa Islam tidak bisa dipahami dengan satu perspektif saja yang malah menjadikan Islam itu menjadi sempit.

Pendapat saya : ” Jika memang benar berdosa karena memahami makna IDUL FITHRI dengan kembali kepada fithroh karena tidak sesuai dengan uraian diatas, maka lebih berdosa lagi jika menganggap bahwa di akhir Ramadhan tidak ada sama sekali orang beriman yang mendapatkan pengampunan penuh dari Alloh SWT atas dosa-dosanya di masa lalu karena ibadah shaum dan yang lain-lainnya di Bulan Ramadhan diterima oleh Alloh SWT karena memenuhi syarat yang telah disampaikan oleh Rosuululloh Muhammad SAW, yang artinya dengan begitu telah su’uzhon kepada Rosuululloh Muhammad SAW atas jaminan beliau.
Dan ini dosa yang sangat besar, karena telah meragukan apa yang telah disampaikan oleh Rosuululloh Muhammad SAW..!!”

Karena ada hadits sebagai berikut,

Dari Abu Huroiroh rodhiyallohhu ‘anhu, dari Nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ [وفي رواية]: مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

[رواه البخاري ومسلم]

“Siapa saja yang berpuasa Ramadhan dengan dasar iman, dan berharap pahala dan ridha Alloh, maka dosanya yang lalu pasti diampuni.”

[dalam riwayat lain]:
“Siapa saja yang melakukan qiyam [di malam hari] Ramadhan dengan dasar iman, dan berharap pahala dan ridha Alloh, maka maka dosanya yang lalu pasti diampuni.”
( Hr. Bukhori dan Muslim )

Kata GHUFIROLAHU MAA TAQODDAMA MIN DZAMBIH artinya diampuni oleh Alloh segala dosanya yang telah lalu.
Artinya pasti ada orang beriman yang memenuhi syarat dan ketentuan Rosuululloh diatas yang setelah Ramadhan berlalu seperti kertas yang putih bersih tanpa tulisan atau coretan karena diampuni dosa-dosanya seluruhnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan