JABAR EKSPRES – Sebanyak 12 orang di Kabupaten Bandung Barat (KBB) meninggal dunia akibat Demam Berdarah Dengue (DBD) yang disebarkan nyamuk Aedes Aegypti.
Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) KBB, Maisara Hanif, membenarkan hal itu. Saat ini, sudah ada belasan orang yang meninggal akibat DBD dalam kurun waktu 3 bulan terakhir.
“Jadi kalau dilihat dari perkembangannya dari Januari, Februari sampai Maret itu ada kenaikan dari grafiknya. Anggap itu perhitungan sampai akhir Maret,” kata Maisara Hanif saat dikonfirmasi, Rabu 3 April 2024.
Ia menjelaskan, hingga Maret 2024, secara kumulatif kasus DBD terus betambah sebanyak 1.414 warga yang terpapar.
“Memang angkanya terus bertambah. Hingga hari ini ada 1.414 kasus. Untuk jumlah kematiannya ada 12 kasus,” bebernya.
BACA JUGA: Kasus DBD Meroket, DPRD Kota Bandung Soroti Sektor Kesehatan
Menurutnya, peningkatan kasus DBD ini dipicu beberapa faktor. Namun paling utama karena telah memasuki musim hujan sehingga perkembangbiakan jentik nyamuk Aedes aegypti lebih cepat.
Fenomena merebaknya penyakit DBD di KBB ini, diprediksi akan terus mengalami kenaikan. Mengingat musim penghujan masih berlangsung.
“Kita melihat fenomena atau tren ini masih ada peningkatan. Tetap waspada, tetap menyikapi dengan langkah-langkah yang tepat dan strategis supaya kasus DBD tidak bertambah dan menyebar luas,” jelasnya.
Meski angka terpapar cukup tinggi, mayoritas penderita selamat karena sudah di rawat di lima Rumah Sakit (RS) di wilayah Bandung Barat. Jumlah yang masih dirawat tidak lebih dari 20 orang.
BACA JUGA: 41 RS di Kota Bandung Disiapkan untuk Pelayanan DBD
“RSUD ada kemudian di RS Cahaya Kawaluyaan juga ada, kalau gak salah yang terdata ada di 5 Rumah Sakit,” terangnya.
Selain itu, Maisara mengimbau masyarakat waspada terhadap bahaya penyakit ini, apalagi dari ribuan kasus DBD, mayoritas yang terjangkit merupakan anak-anak di bawah usia 5 tahun.
Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap DBD, pihaknya terus menyosialisasikan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan prinsip 3M Plus, yaitu dengan menguras tempat air, menutup tempat air dan mengubur barang-barang yang berpotensi membuat air tergenang. Dengan pola seperti itu maka kasus DBD diharapkan dapat menurun.