Artinya ada perkara yang juga sangat penting didalam mengisi RAMADHAN yaitu untuk lebih dekat lagi dengan Al Qur’aan.
Karena RAMADHAN adalah Bulan Nuzulnya Al Qur’aan.
Baca juga : 9 Cara Mengajarkan Anak Mencintai Al Quran
Apa arti dari Nuzul….???
Mengutip salah satu tulisan dari Fakultas Syari’ah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, berikut penjelasannya :
Kata “Nuzul” (bahasa Arab: berasal dari nazala) secara etimologis berarti turun, jatuh, keadaan turun, tinggal sementara, dan hal yang menimpa.
Sedangkan arti terminologis nuzul ialah turunnya Al-Qur’aan kepada Nabi Muhammad SAW. yang dibawa oleh Malaikat Jibril ke bumi. Kata nazala dan derivasinya dipergunakan Al-Qur’aan sebanyak 293 kali dan sebagiannya berkaitan dengan kitab yang diturunkan Alloh SWT kepada para rosul.
Mengapa Alloh SWT menggunakan istilah nuzul (turun)? Apakah hal ini menegaskan bahwa Alloh SWT sesungguhnya berada di atas langit?
Kalau ditelusuri secara cermat tentang penggunaan kata yang dipergunakan untuk menunjukkan turunnya al-Qur’aan, maka akan ditemukan bahwa terkadang al-Qur’aan menggunakan kata nazzala (seperti nazzala al-furqan) dan anzala (seperti anzalnahu fi lailat al-qadr).
Kata anzala menunjukkan kepada makna bahwa al-Qur’an pernah diturunkan sekaligus dan terkait dengan ruang dan waktu, sedangkan nazzala memberi petunjuk bahwa al-Qur’an turun berangsur-angsur dan terkait dengan ruang dan waktu.
Oleh karenanya, ulama klasik (salaf) hingga antara abad III H. enggan memberikan pengertian yang sebenarnya berkaitan dengan nuzul-nya al-Qur’aan. Ulama sesudah abad III H. memahami arti “turun” dalam pengertian ditampakkan atau diperkenalkannya al-Qur’aan ke pentas bumi ini pada waktu dan tempat tertentu. Memang benar bahwa al-Qur’aan bersifat qadim, seperti yang dikatakan ulama klasik, yakni telah ada sebelum adanya waktu dan tempat, akan tetapi keberadaannya ketika itu belum diketahui atau hadir di pentas bumi.
Baca juga : Ramadhan Dari Hari ke Hari, GENEP BELAS : GENErasi penuh Pesona Akhlak, pasti BEnar LAtihan SHAUMnya
Ada juga pendapat yang memberikan alternatif dari problem teologis tersebut dengan memberikan pengertian majaziy da ri kata nuzul. Dalam hal ini nuzul diartikan penampakan al-Qur’aan ke pentas bumi pada waktu dan tempat tertentu. Memang, menurut pandangan ini al-Qur’aan bersifat qodim, dalam pengertian sudah ada sebelum adanya tempat dan waktu, akan tetapi keberadaannya ketika itu belum diketahui atau hadir di pentas bumi. Ketika al-Qur’aan pertama kali diterima Nabi Muhammad SAW., ketika itu pula al-Qur’an menampakkan diri. Oleh karenanya, inna anzalnahu fi lailat al-qodr mempunyai pengertian: “Sesungguhnya Kami memulai memperkenalkan kehadiran al-Qur’an pada malam al-Qadr.”