Ramadan menjadi momentum yang sangat dinanti dan dijalani umat Muslim di seluruh dunia.
Bahkan di Indonesia bulan suci tak hanya disuguhkan dengan peribadatan berpuasa, tapi setiap tahunnya kerap memunculkan beragam cerita.
Yanuar Baswata, Jabar Ekspres
Seperti pada Ramadan 1445 Hijriyah atau tahun 2024 ini, warganet tengah diramaikan dengan fenomena tren berburu alias war takjil hingga diikuti oleh lintas agama.
Cerita gema Ramadhan disampaikan oleh seorang umat Muslim, Anisa Firnayanti (23), warga Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung. Dirinya sengaja membeli takjil di luar karena enggak membuat sendiri di rumah.
“Aku tinggal sendiri di rumah jadi gak mau ribet bikin makanya beli di luar,” kata Anisa kepada Jabar Ekspres, Rabu (27/3).
Dia menilai, kemeriahan Ramadhan menjadi momentum yang dinanti setiap tahun. Oleh sebab itu, perburuan menu takjil merupakan hal yang tak bisa dilewatkan.
“Beli takjil itu momentum setahun sekali. Karena aku Muslim dan berpuasa, jadi (war takjil) itu menarik aja rame, banyak orang, ngantre, seru berburu takjil,” ucap Anisa.
Di tengah euforia Ramadhan serta ramainya tren war takjil, dia mengaku, sempat mengalami pengalaman menarik ketika berburu takjil.
“Aku pernah ditanyain sama pedagang, kamu ini Islam apa bukan katanya, kok mirip orang Bali. Ya aku jawab Islam dong, nama aku aja Anisa,” ujarnya disusul tawa hingga giginya terlihat.
Anisa menerangkan, setiap berburu takjil selalu membeli dengan jumlah banyak karena kerap dibagikan ke tetangga di lingkungan rumah.
“Sampai kenal sama pedagang karena beli banyak dan udah gak ditanya Islam atau bukan, mungkin karena udah kenal juga,” terangnya.
“Aku seringnya beli kolek candil, rujak cuka sama kerupuk mie yang jadi menu favorit buat takjil. Sering gak kebagian juga jajanan itu pentol ceker, aku jarang kebagian mungkin karena beredarnya kesorean jam setengah 5 sore (17.30 WIB),” tukas Anisa dengan tersenyum manis.
Waktu berbuka menjadi momen yang dinanti-nantikan oleh umat Muslim, untuk menikmati hidangan takjil yang nikmat setelah seharian berpuasa.
Akan tetapi, ternyata hal tersebut juga dijadikan kesempatan bagi komunitas agama lainnya, untuk turut berpartisipasi dalam semangat kebersamaan yang menyelimuti bulan Ramadhan.