Mesir Ancam Israel yang Berencana Menginvasi Rafah pada Bulan Suci Ramadan

JABAR EKSPRES – Mesir telah mengeluarkan peringatan keras kepada Israel terkait rencana invasi yang dilaporkan akan dilakukan di kota Rafah selama bulan suci Ramadan. Kairo menegaskan bahwa tindakan semacam itu akan membawa bahaya tak terduga dan berpotensi mengakibatkan konsekuensi kemanusiaan yang serius bagi warga sipil Palestina.

Menurut laporan yang diterbitkan oleh Al Jazeera dan diperoleh oleh Jabarekspres, Kementerian Luar Negeri Mesir telah menyuarakan seruan kepada negara-negara internasional dan Dewan Keamanan PBB untuk mendukung gencatan senjata segera di Gaza. Mereka menekankan bahwa invasi ke Rafah merupakan pelanggaran hukum internasional dan hukum kemanusiaan internasional.

“Invasi ke Rafah akan mengakibatkan konsekuensi kemanusiaan yang serius yang akan menimpa warga sipil Palestina yang mengungsi di Rafah sebagai tempat berlindung terakhir di Gaza,” ujar Kementerian Luar Negeri Mesir dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga: Hamas dan 3 Faksi Palestina Lainnya Gelar Konferensi Pers Bersama

Kairo juga menuntut Israel untuk menghentikan kebijakan hukuman kolektif terhadap rakyat Jalur Gaza, termasuk pengepungan, kelaparan, penargetan warga sipil secara sembarangan, dan penghancuran infrastruktur, yang dianggap sepenuhnya melanggar hukum internasional dan hukum kemanusiaan internasional.

Kementerian Luar Negeri Palestina juga memberikan pernyataan sejalan dengan Mesir, menyatakan bahwa ancaman terus-menerus dari Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk menyerang Rafah menimbulkan tantangan besar terhadap konsensus internasional dan upaya Amerika dalam melindungi warga sipil.

Baca Juga: UU Kontroversial India Dianggap Mendiskriminasi Muslim, Dikecam AS dan PBB

Dalam konteks ini, Kanselir Jerman Olaf Scholz menambahkan suaranya, menyatakan keprihatinannya saat bertemu dengan Raja Abdullah dari Yordania. “Banyaknya korban sipil yang mungkin diakibatkan oleh serangan Israel di Rafah akan membuat perdamaian regional sangat sulit,” kata Scholz.

Lebih lanjut, Scholz juga menyuarakan pentingnya mencapai gencatan senjata jangka panjang untuk mencegah terjadinya serangan darat yang dapat membahayakan warga sipil. Namun, dia juga mengakui bahwa Israel memiliki hak untuk melindungi dirinya sendiri, sementara menegaskan bahwa tindakan militer yang dilakukan di Rafah tidak boleh mengancam nyawa mereka yang mencari perlindungan di sana.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan