Bandung – Raperda tentang Pelayanan Bidang Pangan, Pertanian dan Perikanan di Kota Bandung yang dibahas Pansus 3 DPRD Kota Bandung sudah masuk tahap finalisasi. Saat ini raperda tersebut sedang dilakukan fasilitasi ke Gubernur Jawa Barat.
“Mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa selesai, kemudian bisa diparipurnakan dan disahkan, ” ujar anggota Pansus 3 DPRD Kota Bandung, Asep Mulyadi.
Sebagaimana diketahui, kata Asep, kebutuhan pangan merupakan kebutuhan dasar masyarakat. Tentunya, Pemkot Bandung berkewajiban untuk melayani kebutuhan akan hal dasar ini.
“Dan kita tahu bahwa kebutuhan konsumen akan pangan di Kota Bandung ini hampir 96,4 persen didatangkan dari luar Kota Bandung. Oleh karena itu, tentu harus ada kebijakan-kebijakan dari pemerintah supaya bisa melakukan tata kelola pelayanan pangan agar mencukupi atas kebutuhan masyarakat di Kota Bandung ini, ” jelasnya.
Dikatakannya, ada beberapa poin penting yang dibahas dalam Perda ini. Pertama, terkait tujuan dibahasnya Perda ini yakni untuk memberikan pelayanan di bidang pangan, pertanian dan perikanan.
“Sehingga bagaimana kebutuhan akan pangan ini tersedia, terjangkau oleh masyarakat dan hal yang paling penting adalah keamanannya harus dipastikan oleh Pemkot Bandung bahwa pangan yang tersedia baik bidang pertanian maupun perikanan itu aman. Aman itu bisa berarti sehat dan halal, ” terangnya.
Poin penting lainnya, kata Asep, kondisi Kota Bandung yang bukan termasuk wilayah produksi. Oleh karena itu, lahan-lahan yang sekarang ini disediakan untuk lahan pertanian harus dioptimalkan supaya bisa menyediakan kebutuhan.
Namun tentunya lahan pertanian yang ada di Kota Bandung itu, lanjut Asep, tidak bisa memenuhi kebutuhan warganya. Maka sebagai langkah antisipasi harus menyediakan gudang-gudang cadangan pangan.
“Walaupun nanti dalam implementasinya, dinas tertentu berkoordinasi atau bahkan bekerja sama dengan perusahaan perusahaan daerah, misalnya Perumda Pasar Juara, ” ujarnya.
Dikatakannya, Kota Bandung pun harus mengantisipasi ketahanan dan penanganan kerawanan pangan. Karena bisa saja suatu saat Kota Bandung kesulitan suplai dari daerah lain.
“Alhamdulillah Kota Bandung punya program bagus, namanya urban farming yang sekarang sudah mendunia. Tinggal bagaimana ini dioptimalkan supaya produk-produk-produk yang ditanam bisa memberikan hasil yang optimal, ” ungkapnya.