JABAR EKSPRES – Antusiasme masyarakat terhadap bantuan beras dari pemerintah terlihat sangat tinggi, seperti yang tercermin dari antrean yang membludak sejak pagi hari hingga persediaan bantuan beras sebanyak 2 ton habis.
Antusiasme masyarakat terhadap Gerakan Pangan Murah (GPM) di selasar Pemerintah Kota Cimahi pada Kamis, 22 Februari 2024, terlihat dari terusnya kedatangan warga untuk memperoleh bantuan beras SPHP yang disediakan.
Ibu Pipin (47), salah seorang warga, mengatakan, ia menghadiri pertemuan GPM di Pemkot Cimahi karena terbebani oleh kenaikan harga beras yang signifikan saat ini.
BACA JUGA: PDIP Tolak Hasil Perhitungan Suara Pemilu di SIREKAP, Ini Alasannya!
“GPM cukup membantu sih, harganya jauh dibawah pasar dan juga liat antusias masyarakat kayanya sama juga sih liat dari segi harganya,” kata Ibu Pipin.
Meskipun datang dengan keterlambatan, Ibu Pipin mengungkapkan, kehadiran GPM dirasakan memberikan bantuan yang cukup penting bagi masyarakat dalam kebutuhan sehari-hari.
“Menjelang puasa ini semua hampir naik harganya, makanya dengan GPM ini cukup membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari,” katanya.
Ibu Pipin menjelaskan bahwa ia mengubah gaya belanja karena harga beras yang naik tinggi dan kekhawatiran menjelang bulan Ramadhan.
“Iya saya juga gitu sih terkadang, yang biasanya beli 5 kg sekarang kadang 3 kg 2 kg. Dengan bantuan beras ini ya cukup membantu lah harganya relatif lebih murah,” ujarnya.
“Harapannya untuk pemerintah lebih sering dilakukan karena sangat membantu, apalagi menjelang puasa lebih bisa memperhatikan harga saja sih biar tidak melonjak tinggi sekali,” harapnya.
Ibu Hana Subiyarti (59), seorang pedagang Sembako di Pasar Atas Kota Cimahi, menyatakan bahwa saat ini beberapa komoditas mengalami kenaikan harga, meskipun tidak signifikan seperti beras.
“Untuk sembako sampai saat ini memang ada kenaikan tapi tidak signifikan kaya beras. Seperti gula sekarang Rp. 17.000 dari Rp. 16.000 per kilonya, telor naik dari Rp. 27.000 sekarang Rp. 29.000,” jelasnya.
“Kalau harga minyak rata-rata yang bukan subsidi Rp. 17.000, kalau yang minyak curah Rp. 17.000 per kilo naik seribu dari Rp. 16.000,” terang Ibu Hana.
Mendekati bulan Ramadhan, Ibu Hana menyatakan bahwa kenaikan harga sembako tidak signifikan terhadap omset, karena menurutnya, sembako adalah kebutuhan pokok yang tetap dibutuhkan oleh masyarakat setiap hari.