Bawaslu KBB Sebut E-money Jadi Modus Baru Politik Uang Pemilu 2024

JABAR EKSPRES – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Bandung Barat (KBB) menyebut, e-money atau uang elektronik jadi modus baru politik uang dalam Pemilu 2024.

Koordinator Divisi Penindakan Pelanggaran Bawaslu KBB, Ahmad Zaenudin mengatakan, penggunaan uang elektronik tak menutup kemungkinan di Bandung Barat dapat terjadi. Namun, penggunaan e-money dalam praktiknya pun diakuinya sulit untuk diawasi.

“Transaksi uang dalam pemilu bisa dilakukan dengan cara modern. Kita pun akan kesulitan untuk mengawasinya,” kata Ahmad kepada wartawan, Rabu (31/1/2024).

Menurutnya, meski hingga saat ini Bawaslu belum mendapatkan laporan soal e-money. Namun, cara modern kotor itu akan menjadi perhatian Badan Pengawas Pemilu KBB.

Terlebih lanjut dia, Bandung Barat di Jawa Barat (Jabar) memiliki tingkat kerawanan tinggi aktivitas politik uang dalam pemilihan umum dan pemilihan kepala daerah.

BACA JUGA: 19 Ribu Pemilih Pemula di KBB Belum Punya KTP, Ternyata Gara-gara Ini

“Berdasarkan hasil analisi tematis isu strategis politik uang dalam Indek Kerawanan Pemilu (IKP) pemilu 2019 dan 2024. Bawaslu Jabar juga telah mengklasifikasikan Bandung Barat sebagai wilayah dengan kerawanan pemilu kategori tinggi,” katanya.

Ahmad menjelaskan, dari 27 kabupaten/kota di Jabar, Kabupaten Bandung Barat diperingkat keenam dengan skor indeks kerawanan mencapai 66,63 persen.

Kendati begitu, sampai saat ini, Bawaslu belum menemukan laporan kasus politik uang.

“Sepanjang tahapan Pemilu 2024, Bawaslu dominan menerima laporan pelanggaran pemilu soal dugaan netralitas, sengketa antar peserta pemilu, serta pemasangan alat peraga kampanye,” katanya.

Untuk mengantisipasi tindakan itu, Bawaslu mengajak masyarakat ikut mengawasi perhelatan Pemilu 2024. Apabila ditemukan terjadi dugaan pelanggaran pemilu jangan takut untuk melaporkan ke Bawaslu atau Panwascam.

“Kami mendorong pengawasan partisipatif dari masyarakat. Tapi minimal ada bukti permulaan. Kita harap masyarakat menyampaikan informasi utuh seperti bukti, subjek, dan orang terlapor, termasuk lokasi. Sehingga kita bisa menelusuri dari informasi awal ini,” tandasnya. (Wit)

BACA JUGA: Makan Siang Gratis Ala Paslon 02, Komunitas Sarasa KBB Bagikan 1.500 Nasi Box

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan