Harga Beras Kembali Meroket, Pemkot Banjar Putar Otak

JABAR EKSPRES – Harga bahan pokok jenis beras di pasaran kini kembali mahal. Harga beras kualitas medium saja yang dijual di kios-kios beras sudah mencapai Rp14 ribu per kilogram. Padahal normalnya harga beras kualitas menengah tersebut biasa dijual dengan angka Rp10 ribu sampai Rp11 ribu per kilogram.

“Betul, harga beras kualitas medium saat ini terjadi kenaikan lagi di pasaran. Harganya berkisar Rp14 ribu per kilogram,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKPPP) Kota Banjar, Yoyon Cuhyon saat dikonfirmasi di ruang kerjanya, Senin 29 Januari 2024.

Untuk mengantisipasi kesulitan masyarakat akibat terjadi kenaikan harga beras, pihaknya menggandeng Bulog untuk melakukan operasi pasar dengan harga beras yang terjangkau.

“Saat ini kita sudah punya 9 kios pedagang eceran pasar yang menjual beras bulog. Beras Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ini dijual dengan maksimal Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp10.900 per kilogramnya,” kata Yoyon Cuhyon.

Menurut dia, setiap kios beras SPHP ini, dijatah 2 ton setiap pengiriman dari Bulog. Sementara bagi pembeli, maksimal satu orang diperbolehkan membeli sebanyak 20 kilogram.

BACA JUGA: 611 TPS di Kota Banjar Rawan Terdampak Bencana Angin Puting Beliung

“Untuk mengantisipasi praktik monopoli beras SPHP, jadi setiap pembeli diwajibkan membawa KTP untuk selanjutnya dicatat dan menjadi bahan laporan. Selain itu, pembeli juga harus bersedia difoto,” katanya.

Pihaknya khawatir, jika pengawasan tidak diterapkan dengan ketat, penjualan beras SPHP tidak tepat sasaran. Lantaran, tujuan program operasi pasar itu untuk membantu menekan inflasi dan memudahkan masyarakat mendapat beras dengan harga yang terjangkau.

“Kita khawatir jika pengawasannya tidak tepat dan ketat, beras SPHP ini ada yang memborong kemudian diual lagi dengan harga mahal. Untuk ini, kita perketat pengawasannya di setiap kios beras SPHP,” ujar Yoyon.

Menurutnya, harga beras kembali naik akibat kondisi El Nino, produksi beras dalam negeri rendah akbiat masa tanam telat dan beberapa gagal panen, sementara permintaan tinggi.

“Di Kota Banjar saja, kebutuhan konsumsi beras per harinya sebanyak 51 ton atau per orangnya 2,5 ons. Sementara, hasil produksi beras lokal di Kota Banjar tidak bisa memenuhi kebutuhan konsumsi lokal sendiri,” ujarnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan