Ini yang Disaksikan Nabi Muhammad di Langit Ke Tujuh saat Perjalanan Isra Mi’raj

Malaikat hanya sakali seumur hidup mereka memasuki Baitul Ma’mur. Teringat akan kewajiban yang Allah berikan kepada kita, wajib ke Baitullah al-Haram seumur hidup satu kali. Hanya saja bedanya, kita bisa dan diizinkan untuk melakukannya lebih dari satu kali.

Merenungkan hadits ini menimbulkan rasa khusyuk dan tunduk kepada Allah Ta’ala. Sejak Baitul Ma’mur diciptakan, setiap hari 70.000 malaikat memasukinya. Dan tidak mengulanginya. Alangkah banyaknya jumlah malaikat-malaikat yang mereka itu sangat taat dan tunduk kepada Allah. Dan kita juga semakin memahami sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

إِنِّي أَرَى مَا لاَ تَرَوْنَ، وَأَسْمَعُ مَا لاَ تَسْمَعُونَ أَطَّتِ السَّمَاءُ، وَحُقَّ لَهَا أَنْ تَئِطَّ مَا فِيهَا مَوْضِعُ أَرْبَعِ أَصَابِعَ إِلاَّ وَمَلَكٌ وَاضِعٌ جَبْهَتَهُ سَاجِدًا لِلهِ .

“Sesungguhnya aku melihat apa yang tak kalian lihat. Aku mendengar apa yang tak kalian dengar. Langit itu merintih. Dan sudah sewajarnya ia merintih. Tidak ada tempat tersisa empat jari pun kecuali ada malaikat yang meletakkan dahinya sujud kepada Allah.” (HR. at-Turmudzi dalam Kitab az-Zuhd 2312 dan selainnya).

Saking banyaknya jumlah malaikat yang memadati langit, langit pun layak untuk merintih.

Jadi, beliau melihat Baitul Ma’mur sebanyak dua kali. Saat perjumpaan dengan Nabi Ibrahim ‘alaihissalam. Saat itu, beliau hanya bertanya tentang Nabi Ibrahim. Karena Nabi Ibrahimlah yang jadi inti pertemuan kali itu. Kemudian saat naik ke Sidraul Muntaha, disitulah beliau melihat Baitul Ma’mur dengan lebih jelas.

Baca juga : Renungan Isra’ Miraj, Yang Bisa Diambil Dari Peristiwa Besar ini untuk Para Milenial

Lalu seperti apa bentuk Baitul Ma’mur itu?

Baitul Ma’mur adalah sesuatu yang gaib. Kita tidak bisa mengetahui dengan cara rekaan dan khayalan. Satu-satunya cara untuk mengetahui seperti apa Baitul Ma’mur itu adalah melalui wahyu. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وَالطُّورِ (1) وَكِتَابٍ مَسْطُورٍ (2) فِي رَقٍّ مَنْشُورٍ (3) وَالْبَيْتِ الْمَعْمُورِ (4) وَالسَّقْفِ الْمَرْفُوعِ (5) وَالْبَحْرِ الْمَسْجُورِ (6) إِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ لَوَاقِعٌ}

“Demi bukit, dan Kitab yang ditulis, pada lembaran yang terbuka, dan demi Baitul Ma’mur, dan atap yang ditinggikan (langit), dan laut yang di dalam tanahnya ada api. Sesungguhnya azab Tuhanmu pasti terjadi.” [Quran Ath-Thur: 1-7].

Dalam surat ini Allah bersumpah dengan menyebut Baitul Ma’mur. Sumpah Allah dengan menggunakan makhluknya menunjukkan bahwa makhluk itu besar dan agung.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan