IESR Memprediksikan Jutaan Lapangan Pekerjaan Akan Hilang

JABAR EKSPRES – Manajer Program Transformasi Energi Institute for Essential Services Reform (IESR) Deon Arinaldo memprediksikan sebanyak 1,3 juta lapangan pekerjaan yang sudah ada akan hilang terutama pada sektor energi berbasis fosil.

Kendati demikian, Deon menyatakan, proyeksi pembangunan energi terbarukan berpotensi menciptakan sebanyak 3,2 juta lapangan pekerjaan.

“Jadi ada 3,2 (lapangan pekerjaan) yang tercipta, tetapi yang saat ini ada sekitar 1,3 juta (lapangan pekerjaan) di fosil (sektor energi berbasis fosil), di migas (minyak dan gas), batu bara, dan sektor pendukungnya mungkin bisa terdistrupsi,” ujar Deon, di Bekasi, Jawa Barat, Selasa (23/1), dikutip dari Antara News.

BACA JUGA: Turunkan Angka Stunting di Kota Bogor, Pemkot Kembali Gandeng Pelaku Usaha

Deon menjelaskan, sekitar 3,2 juta lapangan pekerjaan yang tercipta dari energi terbarukan ini meliputi sumber daya pemasangan instalasi, perawatan, dan sebagainya.

“Kami menghitung lapangan kerja yang tercipta dari energi terbarukan yang dibangun cukup masif supply chain, sumber daya pemasangan instalasi, perawatan, dan sebagainya itu sekitar 3,2 juta lapangan pekerjaan,” kata Deon, dikutip dari Antara News.

Di sisi lain, Deon, mengungkapkan, para pekerja di sektor energi berbasis fosil yang terdampak tidak serta-merta dapat dipekerjakan ulang pada pekerjaan di bidang energi terbarukan.

Oleh sebab itu, Deon menekankan pentingnya penerapan transisi energi yang berkeadilan guna mengantisipasi potensi hilangnya lapangan pekerjaan karena sektor energi terbarukan.

“Mungkin kita bisa adopsi best practice-nya dan sesuai dengan konteks Indonesia,” kata Deon, dikutip dari Antara News.

BACA JUGA: Kemenkeu Tegaskan Kenaikan Pajak Hiburan untuk Melakukan Pengendalian

Menurut dokumen resmi yang dikeluarkan oleh Organisasi Perburuhan Internasional/International Labour Organization (ILO) bertajuk “ Lembar Fakta tentang Pekerjaan yang Layak dan Ramah Lingkungan (Green Jobs) di Indonesia”, green jobs dimaksudkan untuk mengurangi dampak lingkungan yang diakibatkan oleh perusahaan dan sektor ekonomi, hingga ke tingkat yang mampu melestarikan lingkungan hidup.

Secara konseptual, banyak pekerjaan akan dipengaruhi oleh empat hal berikut: pekerjaan baru akan diciptakan – seperti di bidang pembuatan alat pengontrol polusi; sebagian pekerjaan akan diganti – seperti peralihan dari bahan bakar fosil menjadi bahan bakar terbarukan; beberapa pekerjaan tertentu mungkin perlu dihilangkan tanpa langsung diganti – seperti proses pembuatan pembungkus sudah dilarang; dan banyak profesi yang ada akan ditransformasikan. (Mg/Ratih Pujawati)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan