Namun, pandangan tidak seluruhnya positif. Candra Darusman, musisi senior dan Dewan Pembina Federasi Serikat Musisi Indonesia (FESMI), mengemukakan bahwa skema direct licensing memiliki risiko yang perlu diperhatikan. Menurutnya, adanya ketidakpastian dalam sistem direct licensing bisa membuat pencipta lagu yang kurang terkenal terabaikan.
“Sistem blanket [kolektif via LMK] memungkinkan pencipta yang kurang terkenal turut kecipratan royalti dari sebuah konser,” kata Candra.
“Sementara, sistem direct mengandung risiko hal ini [pencipta kurang terkenal] jadi terabaikan. Walaupun pencipta lagu top bisa memperbaiki nasibnya,” tambahnya.
Pertanyaan tentang bagaimana DDL akan merespon risiko-risiko ini dan bagaimana AKSI akan memastikan keadilan dalam pembayaran royalti akan menjadi fokus perhatian saat aplikasi ini resmi diluncurkan. Piyu dan AKSI diyakini telah melakukan kajian mendalam dan merumuskan strategi agar DDL tidak hanya memberikan solusi, tetapi juga menciptakan perubahan positif dalam industri musik Indonesia.