JABAR EKSPRES – Calon wakil presiden nomor urut 03, Mahfud MD, menunjukkan sisi emosionalnya dalam pernyataan penutup di acara debat keempat Pilpres 2024 pada Minggu malam (21/1). Dalam momen tersebut, Mahfud MD tidak hanya meminta maaf atas kerusakan lingkungan, tetapi juga menyentuh hati dengan menyebut lagu “Berita Kepada Kawan” karya Ebiet G. Ade.
Mahfud MD pertama-tama meminta maaf atas kerusakan lingkungan yang terjadi, kemudian mengutip potongan ayat Al-Qur’an yang menggambarkan fenomena kerusakan di darat dan laut akibat perbuatan tangan manusia. Terkait dengan ayat tersebut, Mahfud mengungkapkan keterkaitannya dengan lagu klasik Ebiet G. Ade.
Dalam momen tersebut, Mahfud MD menyanyikan sepenggal lirik lagu “Berita Kepada Kawan” sambil mengutarakan pemikirannya tentang pesan yang terkandung dalam lagu tersebut. “Barangkali di sana ada jawabnya, kenapa di desaku terjadi bencana. Mungkin Tuhan mulai bosan melihat tingkah kita, yang selalu salah dan bangga akan dosa-dosa,” ucap Mahfud MD dengan nada bersenandung.
Baca Juga: Link Webtoon Marry My Husband, Cek Endingnya Siapa yang Akan Bersama Kang Ji Won di Akhir
Menurutnya, lirik lagu tersebut merupakan bentuk bukti terkait kerusakan lingkungan dan pesan kepada kawan-kawan. Lagu “Berita Kepada Kawan” sendiri merupakan salah satu karya ikonis dari musisi Ebiet G. Ade dan pertama kali dirilis pada Desember 1979 sebagai bagian dari album “Camelia II.”
Lagu ini tidak hanya dikenal sebagai karya ikonis, tetapi juga sebagai refleksi dari peristiwa alam bencana, khususnya letusan Kawah Sinila di Pegunungan Dieng pada 20 Februari 1979. Kejadian itu menyebabkan ratusan warga meninggal dunia akibat gas beracun yang keluar dari kawah, serta gempa bumi yang kuat.
Dalam “Berita Kepada Kawan,” Ebiet G. Ade menciptakan lirik yang mempertanyakan mengapa bencana alam terjadi di tanah air. Ia merangkai kata-kata tentang Tuhan yang mungkin bosan dengan tingkah manusia yang selalu melakukan kesalahan dan bangga dengan dosa-dosa. Lagu ini juga mencoba berdialog dengan alam, termasuk rumput yang bergoyang, sebagai bentuk pertanyaan tentang bencana yang sering melanda Indonesia.