Demikian pula dengan perubahan perilaku. Seorang Ibu yang secara fitrah banyak memiliki intensitas kebersamaan dengan anak-anak, secara alamiah akan merasakan dan merekam langsung perilaku dari putra-putrinya. Ada saat perilakunya tidak tepat, ada saat perilakunya berubah, dan ada saat di mana perilakunya butuh pendampingan. Oleh karena biasa menghadapi secara langsung, maka para Ibu secara naluriah akan memiliki desakan dalam dirinya untuk turut mengubah perilaku sosial. Seorang Ibu punya stok dalam dirinya untuk mencerna perubahan sosial yang ada, mulai dari anak gadisnya yang keranjingan serba-serbi Korea, anak laki-lakinya yang mulai terbawa arus “brand” produk yang digunakan oleh teman-teman segengnya, dan lain-lain.
Sangat wajar dan memang memiliki potensi besar, di mana para Ibu disebut pengampu Rahim perubahan. Karena keberjalanan seorang ibu mengelola keluarga, menjadi bahan baku untuk mengelola Masyarakat. Kapasitas seorang Ibu dalam menjaga ketahanan keluarga, menjadi sebuah modal indah dalam menjaga ketahanan negara. Sederhananya, pengelolaan rumah tangga yang sehari-hari dijalankan, dapat menjadi portfolio bermakna dan berjejak untuk dibawa ke dalam level mengurus negara.
Salam penuh cinta untuk seluruh Ibu di mana saja berada. Selamat Hari Ibu untuk para pejuang perubahan. Selamat mengampu hari istimewa bagi para sosok yang telah menggiring kapasitas pengelolaan keluarga menuju pegelolaan ruang-ruang sosial.
*Hj. Siti Muntamah Oded, S.AP. merupakan Ketua BPKK DPW PKS Jawa Barat