Simposium Pusat Perubahan Iklim ITB 2023: Refleksi Tata Kelola Iklim dalam Transisi Energi yang Berkeadilan di Indonesia Pasca COP28 UNFCCC

b) Berbagi informasi terkait perkembangan terbaru transisi energi yang berkeadilan dari tingkat internasional (UNFCCC COP 28), tingkat nasional (NDC, KEN, RUU EBT) dan tingkat lokal (masalah regional dan masyarakat)

c) Menyampaikan saran kebijakan ke Dewan Energi Nasional (DEN) berjudul “Membangkitkan peran DEN dalam memperkuat tata kelola iklim-energi Indonesia menuju tercapainya National Determined Contributions (NDC) Indonesia”

BACA JUGA: Pimpinan Danamon dan Adira Finance Raih Penghargaan Bergengsi Infobank Top 100 CEO 2023 dan Infobank Bankers of the Year 2023

Selain kedua pembicara kunci juga disampaikan paparan dari beberapa pembicara dari instansi yang terkait.

1. Dr. Herman Darnel Ibrahim, Anggota Dewan Energi Nasional (DEN)
Topik: Peran Kebijakan Energi Nasional (KEN) dalam transisi energi yang berkeadilan

2. Tri Mumpuni, Anggota Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)
Topik: Kontribusi masyarakat dalam mencapai transisi energi yang berkeadilan

3. Ai Saadiyah Dwidaningsih, S.T, M.T. Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat
Topik: Konteks transisi energi yang berkeadilan di Provinsi Jawa Barat

4. Dr. Niken Prilandita, anggota Tim Penelitian SNAPFI PPI-ITB
Topik: Model Tata Kelola Iklim-Energi di Indonesia

Sesi diskusi dipandu oleh Prof. Dr.Eng. Pradono, S.E., M.Ec.Dev. anggota Tim Penelitian SNAPFI PPI-ITB.

Perubahan iklim merupakan salah satu masalah global yang telah menjadi kekhawatiran umum dalam beberapa tahun terakhir. Untuk menghindari dampak iklim terburuk, masyarakat global perlu mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) setengahnya pada tahun 2030 dan mencapai nol emisi bersih (Net Zero Emission) pada sekitar pertengahan abad ini.

BACA JUGA: Usung Konsep Self Service, HW Group Hadirkan Helen’s Night Mart

Pemerintah Indonesia telah menyusun Strategi Jangka Panjang untuk Karbon Rendah dan Resiliensi Iklim (LTS-LCCR) sebagai komitmen untuk mencapai Emisi Net Zero pada tahun 2060 atau lebih awal. Pada tahun 2022, Indonesia telah menyampaikan ambisi yang semakin meningkat untuk mengurangi emisi gas rumah kaca melalui dokumen Enhanced NDC (ENDC) Indonesia.

Pemateri pertama dalam Simposium ini adalah Dr. Heinner Von Lupke, senior researcher DIW Berlin. Dr. Heiner menyampaikan, bahwa Transisi energi dituntut cepat berkeadilan dan merata.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan