Di tahun 2024, ekonomi digital diproyeksikan akan terus bertumbuh secara positif bahkan mencapai dua kali lipat di 2025. Prospek ekonomi digital sangat besar didorong oleh pergeseran perilaku dari milenial dan Gen Z sebagai kelompok konsumen terbesar.
“Butuh peran dari industri finansial, baik dari sektor banking maupun non-banking, untuk mendukung pemerataan ekonomi digital, serta regulasi yang kuat dari pemerintah untuk melindungi data pengguna dan keamanan pengguna dari serangan siber,” timpal Dr. Esther Sri Astuti S.A., Direktur Program INDEF, dalam acara Populix Outlook Report: Indonesia Digital Economy in 2024.
Milenial dan Gen Z menunjukkan perbedaan perilaku belanja yang cukup signifikan. Sebagai generasi yang tengah berada di fase berkeluarga, milenial cenderung memiliki tanggung jawab lebih dalam hal perencanaan keuangan.
Mereka memiliki pos-pos anggaran yang lebih matang untuk berbelanja, berinvestasi, bahkan menyiapkan anggaran untuk masa depan seperti dana pendidikan.
Di sisi lain, sebagai generasi yang lahir di era teknologi dan tumbuh dalam paparan media sosial, perilaku belanja Gen Z cenderung dipengaruhi oleh tren dan mentalitas Fear of Missing Out (FOMO). Hal ini mendorong mereka untuk terus berupaya mengikuti perkembangan dengan membeli produk-produk terkini, serta lebih memprioritaskan berbelanja kebutuhan gaya hidup yang bersifat impulsif.
Terkait platform belanja, e-commerce menjadi tempat belanja yang paling diminati, dengan 54% responden menyatakan preferensi terhadap platform ini.
Sebaliknya, berbelanja langsung di toko masih diminati oleh sebanyak 42% responden dengan mayoritas berasal dari kalangan masyarakat dengan tingkat sosial ekonomi rendah.
Sementara itu, 3% responden yang didominasi Gen Z memiliki kecenderungan untuk berbelanja melalui platform media sosial. Berbelanja secara online biasa dilakukan setiap 2 sampai 3 kali dalam sebulan, terutama oleh responden di area Bodetabek.
Kegiatan belanja secara online ini didominasi oleh pembelian untuk kategori produk sehari-hari, seperti makanan dan minuman (70%), perawatan tubuh (68%), fashion (66%), kecantikan (52%), dan kesehatan (41%).
Selain itu, studi juga menunjukkan bahwa responden yang memiliki anak cenderung berbelanja lebih banyak dibandingkan responden lajang.
“Milenial dan Gen Z menunjukkan preferensi untuk berbelanja melalui platform-platform online, baik melalui e-commerce maupun social commerce, tanpa terkecuali media sosial. Kami melihat tren ini akan terus berlanjut dan berpotensi besar secara jangka panjang bagi industri logistik Tanah Air,” ungkap Arif Wibowo, Chief Sales Officer Lion Parcel. (*)