“Di Cimahi, aku membawa program Lifeskill karena melihat pentingnya menghadapi ‘bonus demografi’. Usia produktivitas remaja lebih tinggi, tapi tanpa skill, apa gunanya? Jadi, meningkatkan keterampilan menjadi fokus programku di Cimahi,” ucapnya.
Seiring waktu berlalu, Nasywa menyatakan bahwa program yang dia rancang terus berlanjut di media sosial. Oleh karena itu, dia sering membuat konten mengenai stunting dan masalah yang sering dihadapi oleh remaja saat ini.
“Seiring berjalannya waktu, program kerjaku terus berlanjut melalui media sosial. Aku suka membuat konten tentang stunting. Angka stunting di Jawa Barat semakin tinggi, dan target penurunan stunting di Jawa Barat hingga 2024. Jadi, program kerjaku di Cimahi tidak berubah, hanya ditingkatkan fokusnya ke penanggulangan stunting,” ucap gadis berparas ayu tersebut.
Menurutnya, tantangan terberat saat mengikuti Duta Genre Kota Cimahi adalah mahasiswa. Nasywa beranggapan, mahasiswa memiliki pemahaman yang lebih mendalam dibandingkan dirinya yang masih berada di tingkat SMA.
“Ketika menghadapi pemilihan duta genre di Cimahi, lawan terberatku adalah mahasiswa. Bersaing dengan anak-anak kuliahan yang pemikirannya lebih luas dan kritis dari siswa SMA. Merasa bangga menjadi duta di Kota Cimahi, menjadi figur remaja yang dikenal. Berinteraksi dengan pejabat Pemkot Cimahi, pengalaman yang sangat berharga,” pungkasnya.
Proses Menjadi Duta Genre Tingkat Provinsi dan Menjadi Wakil Dari Kota Cimahi
Nasywa, siswi SMA kelas 11, mengungkapkan, meraih gelar Duta Genre Tingkat Provinsi merupakan perjalanan yang penuh tantangan. Menurutnya, mengikuti ajang tersebut menuntut persiapan khusus, termasuk menyusun program inovatif yang pernah diimplementasikan saat menjadi Duta Genre Kota Cimahi.
“Proses menuju duta genre provinsi melibatkan banyak langkah, mulai dari mencari informasi tentang genre, mendalami materi terkait genre, hingga mempersiapkan program inovatif yang sudah aku terapkan, bukan hanya rencana. Alhamdulillah, saat aku menjadi Duta Genre di Cimahi, programnya sudah berjalan, dan sekarang di Jabar tinggal mematangkannya,” ungkap Nasywa sambil memperlihatkan Piala Duta Generasi Berencana Tingkat Provinsi.
Dia menceritakan perjalanan dari pembinaan hingga menghabiskan empat hari karantina di Hotel Harris Bandung. Tantangan muncul dari berbagai tugas yang harus dijalani, dengan penekanan khusus pada disiplin dan interaksi sosial selama masa karantina.