JABAR EKSPRES, BANDUNG – Anak yang mengalami stunting ternyata rentan terhadap penyakit diabetes. Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Barat (Jabar) dr. Raden Vini Adiani Dewi, Jumat (17/11).
Vini menguraikan, kerentanan itu bukan tanpa alasan. “Kalau stunting itu ada arah ke diabetes. Karena organ tubuh juga ada yang gagal,” cetusnya.
Karena itu pihaknya mengajak seluruh elemen masyarakat ikut memerangi stunting. Dinkes Jabar sendiri juga tengah ancang – ancang untuk melakukam berbagai program guna menekan stunting di Jabar. Salah satunya menyiapkan alokasi bantuan keuangan ke tingkat kabupaten kota. “Sekitar Rp 144 miliar,” terangnya.
Baca juga: 16 Perwakilan Pengurus SPSB se-Kabupaten Bandung Desak UMK Naik 15 Persen
Bantuan keuangan itu dapat diperuntukkan berbagai kegiatan. Misalnya untuk bantuan permakaanan. “Tergantung usulan Kota Kabupaten,” cetusnya.
Di sisi lain, Vini sempat mengungkapkan bahwa angka stunting Jabar pada 2022 ada di 20,2 persen. Angka itu telah mengalami penurunan sebesar 4,3 persen dibandingkan beberapa tahun sebelumnya.
Pada 2023 ini, Pemprov Jabar memiliki target penurunan stunting agar bisa tembus 19 persen. Kemudian pada 2024 bisa mencapai 14 persen.
Sementara itu merujuk Open Data Jabar, angka stunting Jabar pada 2022 memang ada di angka 20,2 persen. Namun angka itu masih menempatkan Jabar pada posisi ke 13 prevalensi balita stunting terendah.
Kemudian jika dirinci ke tingkat Kabupaten Kota di Jabar, Kabupaten Sumedang menduduki posisi puncak angka prevalensi balita stunting. Angkanya 27,60 persen.
Berikutnya disusul Kabupaten Sukabumi 27,50 persen, Kabupaten Bandung 27,30 persen dan Tasikmalaya 27,20 persen. Sementara untuk terendah adalah Kota Bekasi dengan 6 persen.(son)
Baca juga: Pakar Berbicara Masalah Sampah di Kota Bandung, Lagi-lagi Soal Kesadaran Masyarakat