Dituding Dukung LGBT, Massa Ormas Islam Demo Tolak Konser Coldplay

JABAR EKSPRES- Konser Coldplay di demo. Geranati LGBT, gerakan nasional anti LGBT, tolak konser Coldplay dan mengadakan long march sebagai bentuk penolakan terhadap konser grup musik Coldplay. Alasannya adalah karena kelompok ini dianggap mempromosikan isu lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT).

Saat dilacak oleh detikcom pada pukul 13.05 WIB, massa mulai bergerak dari Masjid Agung Al-Azhar menuju Markas Besar Polri. Di sana, para pengunjuk rasa berencana meminta Polri menolak kedatangan dan memberikan izin konser Coldplay.

Selanjutnya, para demonstran juga akan melakukan aksinya di Kedutaan Besar Inggris, Kementerian Pariwisata, dan terakhir di depan kantor Menkopolhukam. Teriakan penolakan terhadap konser Coldplay terus bergema sepanjang jalannya long march.

BACA JUGA: Tepat di Tanggal Cantik, Aurel Hermansyah Melahirkan Anak Kedua! Keluarga Besar Bahagia

Tak sedikit dari para pengunjuk rasa yang mengenakan atribut Palestina. Sebelumnya, tuntutan untuk membatalkan konser Coldplay di Jakarta telah muncul.

Novel Bamukmin, juru bicara Geranati LGBT, menyatakan bahwa pihaknya akan menggelar aksi di beberapa lokasi.

Beberapa di antaranya adalah di depan Gedung Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia dan kemudian menuju kawasan Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Gambir, Jakarta Pusat.

Mereka berencana untuk berkonvoi dari Mabes Polri ke patung kuda. Aksi konser Coldplay di demo ini dilakukan setelah salat Jumat kemarin.

“Massa seperti biasanya berasal dari Jabodetabek,” ungkapnya kepada media, pada Jumat, 10 November 2023.

Novel menjelaskan bahwa aksi tersebut merupakan aksi pertama. Dia juga mengungkapkan kemungkinan adanya aksi lanjutan dari pihaknya.

“Ini baru aksi pertama dan bisa jadi akan ada aksi lanjutan jika pihak terkait tidak menunjukkan sikap untuk membatalkan konser Coldplay,” ujarnya.

Novel menyoroti penolakan terhadap konser ini karena diduga Coldplay mendukung LGBT. Pihaknya menyatakan kekhawatiran agar kejadian serupa yang terjadi di Malaysia tidak terulang.

Mereka sebelumnya telah mengirim surat ke Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD. Namun, menurut Novel, respons yang diterima sangat mengecewakan.

“Karena hingga saat ini tidak ada jaminan untuk tidak ada kampanye LGBT. Bahkan Menkopolhukam, yang telah kami surati, malah menantang aparat untuk menghalangi pembatalan konser yang dianggap terkait dengan kampanye LGBT dengan atributnya yang tersebar dimana-mana, karena di Malaysia sudah ada kejadian serupa dengan grup band lain yang melakukan tindakan intim antara sesama pria,” tegasnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan