JABAR EKSPRES – Sebuah ledakan besar telah terjadi di Rumah Sakit al-Ahli di Kota Gaza, menewaskan ratusan orang. Hamas menyalahkan serangan udara Israel, sementara militer Israel menyalahkan roket yang ditembakkan oleh kelompok militan Palestina lainnya. Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa setidaknya 500 orang tewas dalam ledakan tersebut.
Dalam respons terhadap pembantaian di rumah sakit, menteri luar negeri Yordania membatalkan pertemuan regional yang dijadwalkan dengan Presiden AS Joe Biden, Presiden Palestina Mahmoud Abbas, dan Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sissi. Perang antara Israel dan Hamas telah mempertaruhkan destabilisasi lebih lanjut di wilayah tersebut.
AS berusaha untuk mengizinkan pengiriman pasokan kepada warga sipil dan kelompok bantuan di Jalur Gaza yang terus menerus mengalami pengepungan. Ratusan ribu orang mencari roti dan air untuk bertahan hidup. Hamas menyebut ledakan rumah sakit sebagai “pembantaian yang mengerikan” dan menyalahkan Israel, sementara militer Israel menuduh kelompok militan Jihad Islam sebagai pelakunya.
Militer Israel mengklaim bahwa intelijen mereka menunjukkan bahwa Jihad Islam adalah yang bertanggung jawab atas ledakan tersebut. Mereka juga mengklaim bahwa tidak ada serangan udara atau darat yang dilakukan oleh Israel di daerah tersebut pada saat ledakan terjadi. Rekaman udara dari drone militer menunjukkan ledakan yang tidak konsisten dengan senjata Israel.
Baca Juga: Di Tengah Perang Israel-Hamas, ini 5 Negara yang Dukung Palestina
Banyak warga Palestina yang telah mencari perlindungan di rumah sakit seperti al-Ahli, tetapi mereka akhirnya menjadi korban dalam pemboman ini. Rumah sakit di Kota Gaza, termasuk al-Shifa, telah kewalahan dengan korban luka dari serangan sebelumnya. Para korban luka yang datang dari ledakan al-Ahli ditempatkan di lantai yang berlumuran darah di rumah sakit tersebut.
Sebelum ledakan di rumah sakit, serangan Israel ke Gaza telah menewaskan ribuan orang dan melukai ribuan lainnya. Sekitar dua pertiga dari korban tewas adalah anak-anak. Hampir 1.200 orang di seluruh Gaza diduga terkubur di bawah reruntuhan sebagai akibat dari serangan tersebut.
Konflik antara Israel dan Hamas telah memicu kerusuhan di wilayah tersebut. Dengan berbagai kecaman dan upaya diplomasi internasional yang dilakukan, harapannya adalah agar perang dapat dihentikan dan perlindungan serta bantuan yang layak dapat diberikan kepada warga sipil yang terdampak.