JABAR EKSPRES – Aditya Prakasa (25), pemuda asal Cikole, Kota Sukabumi, sukses bangun konter jual beli handphone second di ruko dua lantai miliknya sendiri di Kelurahan Subang Jaya, Kecamatan Cikole.
Aditya atau kerap disapa Adit, memulai karir bisnisnya sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMA) pada tahun 2013 lalu. Awalnya, dia berjualan kue donat dan menjajakan kepada teman-teman sekelasnya.
“Dulu punya mindset gimana caranya dapat uang jajan tambahan, akhirnya (mencoba) jualan donat,” ujar Adit kepada Jabar Ekspres, Selasa, 17 Oktober 2023.
BACA JUGA: Semangat dan Perjuangan Amad, Kakek Penjual Tisu di Kota Sukabumi
Setelah berjualan donat, dia mencoba menambah jenis makanan yang dijual. Mulai dari nasi uduk, snack ringan, dan berbagai macam makanan kecil lainnya.
“Dapat omzet dulu pernah sehari (dapat) seratus ribu (rupiah). Jadi kalau satu bulan bisa Rp2,5 juta,” terangnya.
Lalu, pada tahun 2016, Adit menimba ilmu di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) PGRI Sukabumi, mengambil fokus Sarjana Akuntansi. Sejak semester pertama, dia sudah kembali berjualan.
“Jualan awal kuliah. Dari jualan olahan roti, kaya roti bakar, roti jhon, hingga di semester berikutnya jualan cilok,” paparnya.
Setelah itu, Adit bersama temannya memiliki pemikiran untuk membuka usaha jual beli handphone second.
“Awal jualan HP itu karena handphone yang dipakai rusak. Beli lah handphone second, kemudian dijual kembali handphone second itu dan ternyata dapat untung,” jelas Adit.
BACA JUGA: Kota Sukabumi Diguyur Hujan, Ada 6 Kejadian ‘Aneh’ Dalam Sehari
Berbekal dari uang beasiswa yang dia terima, Adit dan temannya kemudian menambah beberapa unit handphone untuk tambahan barang yang akan diperjualbelikan.
“Awalnya satu atau dua handphone, kemudian dari keuntungan itu, 80 persen disimpan untuk nanti dijadikan modal,” ucapnya.
“Alhamdulillah, sekarang untuk omzet per bulan itu bisa sampai Rp300-Rp350 juta,” sambungnya.
Adit juga mengajak kepada para pemuda lainnya untuk dapat memulai bisnis serta rajin-rajin mengikuti organisasi di sekolah atau kampus untuk bekal ke depannya.
“Dulu saat jualan makanan atau handphone, sambil ikut organisasi juga. Di organisasi, kita dapat ilmu yang jarang dipelajari di bangku kuliah (atau sekolah). Serta jangan malu untuk memulai bisnis dari berjualan kecil,” pungkasnya. (Mg9)