BMKG Sebut 60 Persen El Nino Berpotensi Melanda Kabupaten Bandung, Panas Terik Hantui Masyarakat

JABAR EKSPRES – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa wilayah Provinsi Jawa Barat, termasuk daerah Kabupaten Bandung akan dilanda potensi badai El Nino sebesar 60 persen.

Kepala BMKG Stasiun Geofisika Bandung, Teguh Rahayu mengatakan, potensi tersebut melalui prediksi pihaknya bersama beberapa badan meteorologi dunia.

“Berdasarkan pengamatan di wilayah Samudera Pasifik area Nino 3,4, maka peluang lebih dari 60 persen El Nino akan terjadi,” kata Rahayu kepada Jabar Ekspres melalui seluler, Kamis (12/10).

Dijelaskan, potensi tersebut diprediksi melanda wilayah Kontinen Maritim pada semester kedua tahun 2023.

“Apabila El Nino ini terjadi, maka wilayah Jawa Barat akan termasuk pada wilayah terdampak El Nino di Indonesia, termasuk juga Kabupaten Bandung,” jelas Rahayu.

BACA JUGA: Tumpukan Sampah Kembali Hiasi Pasar Sehat Cileunyi Bandung

Diungkapkan, berdasarkan pantauan BMKG Bandung, terjadi penurunan jumlah curah hujan dasarian di beberapa pos pengamatan curah hujan.

Di wilayah jalan Cemara Kota Bandung, hujan pada Mei dasarian I berjumlah 220 milimeter dan pada Mei dasarian II berjumlah 65 milimeter.

Hal ini berlaku juga pada curah hujan di wilayah Lembang. Pada Mei dasarian I curah hujan berjumlah 156 milimeter, sedangkan pada dasarian II berjumlah 8 milimeter.

“Perlu dipahami, bahwa musim kemarau tidak berarti hujan akan tidak terjadi sama sekali, tapi tetap terjadi namun dengan frekuensi dan intensitas yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan musim hujan dan masa peralihan,” ungkapnya.

Rayahu atau akrab disapa Ayu menyampaikan, sebagai referensi, pada puncak musim hujan Kota Bandung pada Juli dan Agustus, nilai curah hujan klimatologisnya adalah 73 milimeter dan 54 milimeter berturut-turut.

“Hal ini membuktikan bahwa hujan tetap terjadi bahkan pada puncak musim kemarau sekalipun,” ucapnya.

Sedangkan terkait dampak El Nino terhadap musim kemarau di Kabupaten Bandung dan sekitarnya, Ayu mengaku bahwa pihaknya sudah banyak memaparkan tentang El Nino.

“Berdasarkan beberapa jurnal ilmiah internasional yang dibuat oleh pakar-pakar di BMKG, dampak El Nino terhadap musim kemarau di Indonesia secara garis besar ada dua, yaitu secara temporal dan secara volume,” ujarnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan