Harga Beras di Bandung Barat Belum Terkendali, Masyarakat dan Pedagang Semakin Resah

JABAR EKSPRES – Sejumlah masyarakat Kabupaten Bandung Barat (KBB) mempertanyakan penyebab harga beras hingga saat ini masih tinggi. Tak sedikit dari mereka meminta pemerintah daerah (Pemda) Bandung Barat untuk segera mengendalikan harga beras yang bertahan mencapai Rp14 ribu per kilogram.

“Di pasar, harga beras medium Rp13.500, kalau beli di warung jadi Rp14.000, itu untuk beras biasa (medium). Masih mahal engga turun-turun,” ungkap Delia (34) penjual warung nasi di Padalarang, Selasa (10/10/2023).

Menurutnya, untuk mempertahankan konsumen, dirinya terpaksa harus membeli beras dengan kualitas premium seharga Rp15.000.

BACA JUGA: Soal Inflasi di Kota Bandung, Ema: Angkanya Sangat Terkendali

“Beli sehari 3 sampai 4 kilogram beras premium, tapi saya engga berani menaikan harga jual ke konsumen. Pengennya kembali normal, kalau di daerah lain saya liat di media sosial udah mulai pada turun. Tapi di Bandung Barat kok belum,” imbuhnya.

Senada dikatakan, Wiwin (55) warga Desa Jayamekar, Kecamatan Padalarang, Bandung Barat, kenaikan harga beras sudah terjadi sejak Agustus 2023. Untuk memenuhi kebutuhan setiap haru, dirinya terpaksa harus membeli beras dengan kualitas murah.

Selain itu, dia juga mengurangi pembelian dari biasanya 10 kilogram kini hanya 5 kilogram. Pasalnya, harga beras saat ini cukup membuatnya kelimpungan.

“Biasanya 10 kilogram itu untuk satu minggu, sekarang mah cuma bisa 5 kilogram. Itupun hanya bertahan sampai 3 hari,” katanya.

Sementara itu, Salah seorang pedagang beras Daryana (63) mengatakan harga beras mengalami kenaikan sekitar Rp 1.500 hingga Rp 2000 per kilogramnya. Menurutnya, musim kemarau panjang menjadi salah satu faktor harga beras terus melonjak dalam waktu hampir dua bulan ini.

“Belum turun-turun, pemerintah menjanjikan pasokan beras dari bulog untuk menstabilkan harga. Akan tetapi hingga saat ini belum ada,” ungkap Daryana.

“Daya beli masyarakat pun sekarang semakin berkurang. Selain itu stok beras juga menipis,” tambahnya.

Terpisah, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahan Pangan (DPKP) Kabupaten Bandung Barat, Lukmanul Hakim menyebut musim kemarau disertai fenomena El Nino menjadi penyebab perlambatan produksi beras di setiap daerah.

BACA JUGA: Akibat Kemarau Panjang, Harga Beras di Depok Terus Melambung Tinggi

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan