BRI Dukung NZE dengan Kolaborasi melalui ESG Roadmap

JABARESKPRES – Untuk mendukung program pemerintah dalam menangani perubahan iklim, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) atau BRI turut beperan aktif untuk mewujudkan Net Zero Emission (NZE).

Direktur Kepatuhan BRI Ahmad Solichin Lutfiyanto mengatakan, target NZE ini harus terwujud pada 2060. Namun realisasinya harus dimulai dari sekarang.

Menurutnya, dalam partisipasi ini, BRI punya strategi khusus dengan melakukan kolaborasi bersama masyarakat yang sudah memiliki kebijakan berupa ESG roadmap.

‘’BRI sendiri optimis NZE akan tercapai pada tahun 2050 yang saat ini sudah diimplementasikan melalui berbagai program melalui lini bisnis,’’ kata Ahmad Solihin dalam keterangannya.

Pada pelaksanaannya ESG roadmap dilaksanakan secara bertahap dengan melalui menurunkan emisi sekitar 30 persen-40 persen di pada 2030.

NZE diterapkan BRI memalalui penyaluran kredit di yang memiliki green sector dan berpartisipasi dalam perdagangan karbon yang sudah diluncurkan pada 26 September 2023 lalu/

Bank BUMN ini berkomitmen akan terus memperbesar porsi penyaluran kredit atau pembiayaan hijau berkelanjutan.

Pembiayaan ini diberikan kepada UMKM dan sektor hijau yang saat ini telah mencapai Rp 732,3 triliun atau 67,2 persen dari total pembiayaan bank.

Sedangkan untuk porsi pembiayaan untuk UMKM memiliki porsi Rp 652,9 triliun sedangkan pembiayaan di sektor hijau sebesar Rp79,4 triliun.

Resko Penyaluran Kredit Hijau BRI

Solichin mengatakan, dalam penyeluran pembiayaan hijau memiliki tantangan yaitu highly regulated industry. Sebab, BRI sebagai perusahaan Perbankan memili resiko tinggi sehingga menerapkan besat practise dan risk menegement.

Menurutnya Ahmad Solichin, ada dua resiko yang harus di manage dalam penyaluran kredit hijau yaitu physical risk dan transition risk.

Akan tetapi tantangan terbesar adalah bagaimana bak dapat mengelola transition risk yang nilainya tidak mungkin ditanggung sendiri oleh bank.

‘’Jadi ini perlu ada kolaborasi baik dari pemerintah, bank, industri, dan para pihak terkait untuk bersama-sama mengatisipasi perubahan iklim,” jelasnya.

Kolaborasi ini akan terwujud dan dapat menerapakan manejemen resiko untuk penyaluran kredit di sektor hijau dengan membuat skenario climate change scenario analysis.

Skenario ini dibuat sudah berstandar internasional dengan cara melakukan penyusunan kebijakan pembiayaan di tiap sektornya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan