JABAR EKSPRES – Diperpanjangnya masa darurat sampah, justru membawa dampak positif. Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menilai, adanya kondisi ini harus menghidupkan kebiasaan baru yang permanen, yaitu pengolahan sampah dari skala terkecil.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung, Ema Sumarna menyambut positif upaya pengolahan sampah mandiri di berbagai sektor Kota Bandung.
Misalnya, kata Ema, di Kelurahan Sarijadi. Dari 11 RW yang ada, 5 di antaranya telah mendeklarasikan diri sebagai KBS. Sedangkan di Kelurahan Isola, dari 6 RW di sana, 4 di antaranya sudah deklarasi KBS.
BACA JUGA: Parkir Liar Jadi Sorotan, Pemkot Bandung Siap Tindak Tegas!
Selanjutnya di Kelurahan Lebak Siliwangi, dari 6 RW yang ada di sana, 5 di antaranya sudah deklarasi KBS. “Masih ada Kelurahan Dago, di sana sudah ada 3 RW yang deklarasi KBS,” kata Ema di Bandung, Rabu (4/10).
“Beberapa kewilayahan yang dimonitor hari ini seperti Kelurahan Gegerkalong dan Sukarasa, itu dilaporkan KBS-nya masih di skala RT. Tetapi kami rasa ini semua berproses,” lanjutnya.
Hal tersebut terlihat saat Ema lakukan pemantauan terkait penanganan sampah di sejumlah wilayah di Kota Bandung, Rabu 4 Oktober 2023.
Beberapa wilayah yang dimonitor antara lain; Kelurahan Sarijadi, kawasan belanja di Paris Van Java, Hotel Grand Tjokro, dan Tempat Pengolahan Sementara (TPS) Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) ITB.
BACA JUGA: Terkait Atensi Pimpinan, BLUD jadi Penyumbang Tertinggi Budaya Udunan di Dishub Kota Bandung
Melihat perkembangan yang ada, Ema mengaku optimis ke depannya Kota Bandung dapat terus menekan produksi sampah ke TPA, dan lebih jauh lagi menjadi kota yang bebas sampah.
“Strateginya sudah terlihat, tinggal nanti perkembangannya yang akan terus kita pantau. Ukuran keberhasilannya nanti kita lihat, kalau 135 TPS sudah tidak overload,” jelas Ema.
“Kalau ada sampah residu, itu kami rasa sudah jauh menekan total 1.600 ton sampah yang kita produksi,” pungkasnya.