JABAR EKSPRES- Apakah depresi dapat dipengaruhi oleh pola makan Anda? Suatu penelitian terbaru yang dipublikasikan di JAMA Open Network menemukan bahwa mengonsumsi makanan yang tidak sehat dapat meningkatkan risiko Anda mengalami depresi.
Penelitian ini dilakukan dalam skala besar oleh para peneliti dari Brigham and Women’s Hospital dan Harvard TH Chan School of Public Health. Mereka tertarik untuk mengidentifikasi apakah ada hubungan antara jenis makanan tertentu dan kejadian depresi pada sekelompok wanita berusia 42 hingga 62 tahun.
Hipotesis yang mereka ajukan adalah bahwa makanan yang sangat diproses dapat meningkatkan risiko Gangguan Depresi Besar pada wanita-wanita ini. Sayangnya, data yang dikumpulkan mendukung hipotesis ini, menunjukkan adanya keterkaitan antara konsumsi makanan ultraproses dan risiko terkena Gangguan Depresi Besar.
Makanan-makanan ini termasuk makanan siap saji hingga daging olahan, yang kemudian dikelompokkan menjadi sembilan kategori. Para partisipan wanita diminta untuk mengisi kuesioner survei yang mencatat pola konsumsi makanan tersebut selama empat tahun terakhir.
Baca juga: Jangan Anggap Remeh! Depresi Bisa Sebabkan Diabetes Tipe 2, Simak Fakta Ilmiahnya
Peneliti juga mempertimbangkan dan mengontrol berbagai faktor yang dapat memengaruhi hasil penelitian, seperti usia, penggunaan obat-obatan, kualitas tidur, kondisi fisik lainnya, dan variabel lainnya. Hasilnya menunjukkan bahwa individu yang mengonsumsi jenis makanan ini cenderung lebih rentan terhadap Gangguan Depresi Besar.
Adapun makanan yang dapat memicu Gangguan Depresi Besar sangat bervariasi dan umumnya banyak ditemukan di pasar. Anda bisa mencoba melakukan pengamatan singkat di sekitar dapur Anda dan Anda akan terkejut melihat banyaknya makanan olahan. Beberapa contoh makanan yang berpotensi meningkatkan risiko termasuk pemanis buatan dan minuman berpemanis buatan, serta keripik, minuman bersoda, sereal, dan makanan instan.
Hubungan antara gizi dan kesehatan mental sangat penting, dan penting untuk memahami apa yang Anda konsumsi. Terkadang, makanan olahan menjadi pilihan karena kenyamanan dan kesibukan, namun mengganti sebagian makanan ultraproses dengan alternatif yang lebih sehat dapat menjadi langkah awal yang baik.