Hutan dan Pohon Keramat: Hutan dan pohon-pohon tertentu dianggap keramat dan diyakini sebagai tempat yang cocok untuk meditasi dan berdoa.
Ulama Ustadz Berik Said hafidzhahullah memberikan pandangannya tentang fenomena rebo wekasan ini dalam sebuah unggahannya di laman dakwahmanhajsalaf.
Dia menggambarkan secara rincian tentang kemungkaran yang terdapat dalam amalan rabu wekasan, diantaranya :
Pertama, menetapkan hari atau bulan tertentu sebagai hari dan bulan sial adalah termasuk perkara ghaib yang hanya diketahui jika ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
Siapapun orangnya, maka haram menetapkan perkara ghaib tanpa ada keterangan dari Allah dan Rasul-Nya. Allah Ta’ala memerintahkan kepada Nabi kita:
قُلْ لَا يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ وَمَا يَشْعُرُونَ أَيَّانَ يُبْعَثُونَ.
Katakanlah, “Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah, dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan”. (QS. An-Naml: 65)
Bahkan Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam saja pada dasarnya tidak tahu perkara ghaib, kecuali sebatas yang Allah informasikan padanya. Hal ini sebagaimana terdapat pada ayat berikut:
قُلْ لَّاۤ اَمْلِكُ لِنَفْسِيْ نَـفْعًا وَّلَا ضَرًّا اِلَّا مَا شَآءَ اللّٰهُ ۗ وَلَوْ كُنْتُ اَعْلَمُ الْغَيْبَ لَا سْتَكْثَرْتُ مِنَ الْخَيْرِ ۛ وَمَا مَسَّنِيَ السُّۤوْءُ ۛ اِنْ اَنَاۡ اِلَّا نَذِيْرٌ وَّبَشِيْرٌ لِّقَوْمٍ يُّؤْمِنُوْنَ
“Katakanlah (Muhammad), Aku tidak kuasa mendatangkan manfaat maupun menolak mudarat bagi diriku kecuali apa yang dikehendaki Allah. Sekiranya aku mengetahui yang gaib, niscaya aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan tidak akan ditimpa bahaya. Aku hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman”. (QS. Al-A’raf: 188)
Baca juga : Mitos Tradisi Rebo Wekasan Berikut Arti dan Fakta Menurut Pandangan Buya Yahya
Kedua, menetapkan bulan Shafar sebagai bulan sial adalah aqidah syirik yang membatalkan Islam.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لاَ عَدْوَى ، وَلاَ طِيَرَةَ ، وَلاَ هَامَةَ ، وَلاَ صَفَرَ
“Tidak dibenarkan menganggap penyakit menular dengan sendirinya (tanpa ketentuan Allah), tidak dibenarkan beranggapan sial, tidak dibenarkan pula beranggapan nasib malang karena tempat, juga tidak dibenarkan beranggapan sial di bulan Shafar”. [HR. Bukhari no.5757 dan Muslim no.2220]
Ketiga, di Rebo Wekasan diturunkan 360.000 kesialan.
Ini perkara ghaib, darimana mereka tahu hal ini ada 360.000 kesialan ? Aqidah kok nebak-nebak. Tidak peduli siapapun yang mengucapkan perkara ghaib tanpa dalil shahih, maka wajib ditolak. Apalagi ini bertentangan dengan hadits shahih yang kami kutip di atas, dimana Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam membatalkan keyakinan bahwa bulan Shafar adalah bulan sial.